Debora Cindy Audylia: Toleransi Tidak Sekadar Menyangkut Konflik

Debora Cindy Audylia: Toleransi Tidak Sekadar Menyangkut Konflik

Debora Cindy Audylia (16) terpilih sebagai Duta Toleransi Pelajar Sidoarjo 2021 kategori SMA/MA. Cindy yang tercatat sebagai peserta didik Kekas XI MIPA I SMAN I Gedangan Sidoarjo ini dalam seleksi pemilihan Duta Toleransi Pelajar Sidoarjo prakarsa Komunitas Seni Budaya BrangWetan berhasil menyisihkan peserta dari 5 SMAN/MAN se-Kabupaten Sidoarjo. Penyerahan penghargaan Duta Toleransi Pelajar 2021 Rabu (28/40) diserahkan Ketua DPRD Sidoarjo, H. Usman, di Gedung DPRD Sidoarjo. Bagaimana kesan, pandangan dan tantangan  Cindy sebagai Duta Toleransi Pelajar? Berikut perbincangan dengan reporter sidoarjokini.com (SK), Kris Maryono.

SK : Bagaimana perasaan Anda terpilih menjadi Duta Toleransi Pelajar?

Cindy  : Tentu saja saya bersukacita atas terpilihnya menjadi Duta Toleransi Pelajar. Saya banyak mengucap syukur kepada Tuhan YME karena memberikan saya kesempatam pada hal yang tidak pernah saya duga sebelumnya.

Debora Cindy saat audisi Duta Toleransi Pelajar di hadapan dewan juri.

SK : Apa yang mbak persiapan dan ketengahkan dalam ajang Pemilihan DT

Cindy : Sebenarnya tidak ada persiapan secara mendalam. Saya hanya mengobservasi lebih mendalam mengenai toleransi di lingkungan sekitar dan sosial media yang saya miliki dan juga tidak lupa saya membekali diri dengan wawasan hasil dari saya membaca buku.

SK : Apa pemahaman Toleransi menurut mbak ?

Cindy :  Damai dan toleransi menurut saya itu bukan hanya sekedar konflik. Karena jika kita  melanggengkan pemahaman yang seperti itu berarti kita tidak peduli dengan proses dan hanya melihat hasil. Di Indonesia tolok ukur toleransi hanya sebatas jika masyarakatnya adem ayem tidak ada baku hantam. Padahal perlu dilihat lagi,  apakah toleransinya asli atau malah KW, karena ada koersi di dalamnya. Sayangnya aspek relasi kuasa ini masih sering luput di mata masyarakat dan pemerintahan.

SK: Apa tantangan menjadi Duta Toleransi?

Cindy : Menginfluence orang. Jujur untuk mempengaruhi orang sangat sulit. Mereka pasti melihat dulu latar belakang kita seperti apa dan berapa besar previllege yang kita miliki.

SK: Bagaimana kondisi keberadaan toleransi  di lingkungan sekolah khususnya di masyarakat dan keluarga umumnya  di era digital sekarang ini?

Cindy :  Untuk lingkungan sekolah saya, toleransi berkembang dengan hebat karena kami berdampingan dengan siswa inklusi. Keluarga besar saya juga merupakan keluarga yang bhinneka karena kami memeluk agama yang berbeda-beda sehingga toleransi bisa ditanamkan dalam bentuk nyata. Setelah saya aktif dalam bermedia sosial saya banyak menemukan bahwa toleransi belum bisa tertanam pada semua orang.

SK : Program apa yang akan Anda lakukan seiring predikat Duta Toleransi?

Cindy  : Saya akan membangun ruang diskusi yang nantinya akan dikembangkan menjadi confference seperti MUN (Model United Nation). Karena menurut saya persoalan intoleransi ini terjadi karena kebanyakan masyarakat lebih memilih  bergaul pada lingkungan yang homogen sehingga ruang diskusi dan ruang pertemuan ini menjadi tertutup, akibatnya yang muncul adalah stigma dan prasangka. Prasangka ini yang kemudian dikultivasi secara sistematis di lingkungan pergaulan maupun pendidikan dan pada akhirnya membentuk mindset mayarakat. Saya juga kan mengadakan webinar yang menjadi sumber edukasi. Kita tahu bahwa pelajaran agama, moral, dan juga Pancasila masih berfokus pada hafalan, sehingga tidak tertanam di hati para pelajar. Lalu saya juga akan membuat 7 days challenge secara berkala yang nantinya akan diposting di storygram. Hal ini berguna sebagai sarana untuk memperkenalkan duta toleransi ini ke khalayak umum dan kegiatan ini juga bisa membangun habbit peserta.

SK : Apa harapan  Anda terkait upaya menumbuhkan nilai toleransi yang dilakukan Brang Wetan?

Cindy  : Harapan saya, wanita tidak lagi didiskriminasi sehingga bisa mendapatkan payung perlindungan hukum yang kuat dan gaji yang layak dan mempunyai kesempatan berkembang seperti laki-laki. (*)

 

Keterangan foto:

Debora (3 dari kiri) foto bersama Ketua DPRD Sidoarjo (2 dari kiri) dan Henri Nurcahyo (paling kiri).

Sumber:

https://sidoarjokini.com/2021/05/01/debora-cindy-audylia-toleransi-tidak-sekadar-menyangkut-konflik/

In category:
Related Post
no-img
Pemkab Sidoarjo Apresiasi Program Duta Toleransi yang Digelar Komunitas Brangwetan

Editor: Nur Syaifuddin Wartawan: Mustain SIDOARJO, BANGSAONLINE.c...

no-img
Pemerintah Sangat Terbantu Rekomendasi BrangWetan

(SIDOARJOterkini) – Dinas Kepemudaan, Pariwisata dan Olahraga (Dispo...

no-img
DPRD Dan Disporapar Sidoarjo Apresiasi Rekomendasi Program Kebangsaan Kelompok Seni Budaya BrangWetan

Sidoarjo (republikjatim.com) – Dinas Kepemudaan, Pariwisata dan Olahr...

no-img
Debora Cindy Audylia: Toleransi Tidak Sekadar Menyangkut Konflik

Debora Cindy Audylia (16) terpilih sebagai Duta Toleransi Pelajar Sidoarjo ...

no-img
Komunitas Brang Wetan Pilih 8 Pelajar Sebagai Duta Toleransi Sidoarjo

Rabu, 28 April 2021, 23:24 WIB Reporter : M Ismail Sidoarjo (beritajatim.co...

no-img
8 Remaja Dinobatkan Jadi Duta Toleransi Sidoarjo, Mereka Pemenang Audisi Komunitas Brang Wetan

SURYA.co.id | SIDOARJO – Delapan remaja dinobatkan sebagai Duta&...