Dramatari Pernikahan Ratu Kelelawar
SURABAYA: Sebuah seni pertunjukan “Babat Sri Ratu Lowo” yang berkisah mengenai pernikahan antara lelembut bernama Ratu Kelelawar (Ratu Lowo) dengan bangsa manusia akan disajikan di pendopo Jayengrana Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85 Surabaya, Jumat malam (4/5). Acara ini merupakan rangkaian Gelar Seni Budaya Daerah (GSBD) Kabupaten Trenggalek yang berlangsung hingga Sabtu malam.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur, Dr. H. Jarianto, M.Si, menyatakan bahwa acara yang diselenggarakan oleh UPT Taman Budaya Jatim ini merupakan etalase potensi seni budaya dan pariwisata daerah-daerah di provinsi Jawa Timur yang disajikan secara bergiliran. “Trenggalek kita kenal memiliki potensi seni budaya dan pariwisata yang tak kalah menarik dengan daerah lainnya,” ujar Jarianto yang pernah menjabat Plt. Bupati Trenggalek ini.
Dalam seni pertunjukan itu dikisahkan, Joko Pengalasan di desa Terang Ing Galih yang sedang mencari hewan buruan melihat hewan yang aneh. Wujudnya seperti lowo (kelelawar) tetapi berbulu emas dan bersinar jika kena sinar matahari. Dengan sigap disiapkanlah busur panah dan hendak memanahnya namun hewan tersebut terbang masuk ke goa. Joko Pengalasan mengejarnya namun dihadang oleh prajuritnya Ratu Lowo. Sehingga terjadilah perang tanding antara Joko Pengalasan dan Ratu Lowo. Saat itulah Ratu Lowo berubah menjadi Putri yang cantik jelita. Akhir cerita Joko Pengalasan menikah dengan Sri Ratu Lowo untuk sama-sama menjaga bumi ini dengan semua kekuatannya.
Sebelum acara pamungkas hari pertama itu, disajikan pertunjukan tarian Bedaya Nitisari, Tari Yakso Jati dan lagu daerah Kutho Trenggalek dan Pantai Prigi. Bedoyo Nitisari menggambarkan bunga desa bernama Nitisari yang memikat seorang raja yang sedang berperang melawan penjajah di daerah itu hingga akhirnya Nitisari diboyong oleh raja tersebut.
Tari Yakso Jati menggambarkan kegigihan, keikhlasan dan pengabdian sekelompok satria. yang selalu berlatih demi mempertahankan jatidiri mereka sebagai Ksatria. Sedangkan Lagu Daerah Kutho Trenggalek memiliki syair yang menggambarkan potensi bumi Trenggalek yang subur dan memiliki kandungan sumberdaya alam yang melimpah serta objek wisata yang indah. Lagu Daerah Pantai Prigi mengisahkan keindahan alam pantai berpasir lembut yang sangat indah.
Hari kedua, Sabtu, acara sudah dimulai sejak pagi berupa Lomba Membuat dan Mewarnai Vas Bunga, pergelaran Jaranan, dan dipungkasi dengan pergelaan seni tayub pada malam harinya. Selama dilangsungkan GSBD dua hari ini digelar pameran berbagai produk unggulan Kabupaten Trenggalek, potensi seni budaya dan pariwisata serta bazaar kuliner khas Trenggalek.
Informasi, Taman Budaya Jawa Timur, telpon: 031 5342128. (*)