GENDER GAP ANALYSIS TRAINING

no-img
GENDER GAP ANALYSIS TRAINING

Mengawali program “Cinta Budaya Cinta Tanah Air” tahun kedua, Komunitas SeniBudaya BrangWetan menyelenggarakan acara “Gender Gap Analysis Training” di kantor Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Sidoarjo (5-6 April 2022). Narasumber acara ini adalah Antarini Arna dari Harmoni Jakarta yang memang merupakan spesialis masalah gender.

Acara berlangsung hanya pagi hari, pukul 09.00 – 12.00 WIB, diikuti oleh 20 peserta dari SMAN 1 Gedangan, SMPN 1 Gedangan, MA Nurul Huda Sedati, SMPN 1 Taman, SMPN 1 Waru, perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Disporapar Kab. Sidoarjo, Bakesbangpol, MKKS SMP dan SMA.

 

Acara dibuka oleh Drs. Djoko Supriadi, Kepala Disparora Kabupaten Sidoarjo. Dalam sambutannya Djoko menyatakan bahwa kesetaraan gender memang masih menjadi persoalan di masyarakat. Bahwasanya perempuan dan laki-laki perlu mendapatkan peluang yang sama seringkali justru terkendala oleh pihak perempuan sendiri yang tidak memanfaatkan kesempatan tersebut lantaran berbagai sebab. Namun ada fakta yang menarik, bahwasanya perempuan yang sering identik dengan tugas memasak, ternyata hampir semua chef justru dilakukan oleh laki-laki.

Dikatakan oleh Rino, panggilan Antarini, bahwasanya persoalan gender tidak sama dengan jenis kelamin. Secara biologis manusia memang dibedakan antara laki-laki dan perempuan, tetapi gender adalah konstruksi sosial masyarakat tentang perbedaan laki-laki dan perempuan. Konstruksi sosial-lah yang menyebabkan adanya pandangan bahwa perempuan harus bekerja di rumah, sementara laki-laki bekerja di ruang publik. Banyak ruang publik yang dijadikan replikasi ruang domestik.

 

Persoalan gender juga menjadikan pihak laki-laki merugi karena selalu diklaim sebagai pencari nafkah, sehingga kalau ada pihak istri yang bekerja dianggap “menyalahi kodrat.” Karena itu diperlukan dekonstruksi sosial yang dapat dimulai dari keluarga sendiri. Bagaimana sesekali bertukar soal tugas-tugas domestik, dan bagaimana melawan patriarki. Tugas semua pihak untuk melakukan dekonstruksi sosial sesuai dengan peran masing-masing.

 

Sebagaimana dijelaskan oleh Alto Labetubun, salah satu Tim Harmoni, hanya dua kota di Jawa Timur yang didukung oleh Harmoni yaitu program di Universitas Brawijaya Malang dan BrangWetan di Sidoarjo. Sebagian besar program Harmoni diselenggarakan di Jawa Tengah (Solo Raya dan sekitarnya), sedikit di Jawa Barat. BrangWetan adalah salah satu program unggulan Harmoni yang mendampingi 10 sekolah di Sidoarjo. Kemendikbud mengapresiasi program pembelajaran berbasis adat dan budaya yang dijalankan oleh BrangWetan bekerjasama dengan para guru sebagai unsur pendidikan di sekolah menjadi satu model penguatan karakter anak-anak di sekolah. Dengan kuatnya karakter anak maka mereka tidak gampang diajak untuk melakukan hal-hal menyimpang atau bertentangan dengan adat dan norma adat, budaya maupun norma agama. Yang dilakukan BrangWetan adalah melakukan pendidikan akhlak berbasis seni budaya.

 

Harapannya ke depan bagaimana model penguatan karakter seperti ini tidak hanya ditujukan untuk anak-anak sekolah melainkan kepada generasi muda pada umumnya.

Bersama dengan Rino, juga ikut mendampingi Tim Harmoni lainnya, yaitu Alto Labetubun, Lakhsmi Nuswantari Subandi (Nunus Subandi), Intan dan Orissa Sofyan (Ocha), yang kemudian melakukan kunjungan audensi dengan Kepala Disporapar, Kepala Bakesbangpol Kab. Sidoarjo, dilanjutkan hari Kamis (7/4) melakukan audensi dengan Kepala Dinas Dikbud Kab. Sidoarjo dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Sidoarjo. (h)

In category:
Related Post
no-img
Guru Penggerak Juga Menggerakkan Toleransi di Sekolah

SIDOARJO: Para Guru Penggerak memiliki tugas utama sebagai inisiator pembel...

no-img
Perwakilan USAID Kunjungi SMPN 1 Taman, Sidoarjo

SIDOARJO: SMPN 1 Taman Sidoarjo mendapat kehormatan menerima kunjungan perw...

no-img
Siswa Jadi Agen Perubahan Wujudkan Toleransi di Sekolah

MOJOKERTO: Para siswa dapat menjadi agen toleransi dan perubahan untuk mewu...

no-img
Guru Penggerak Jadi Pelopor Toleransi

SIDOARJO: Guru Penggerak bukan sekadar pengajar biasa tetapi memiliki peran...

no-img
Ekosistem Toleransi Berlaku untuk Semua Warga Sekolah

SIDOARJO: Mewujudkan Sekolah Toleransi tidak hanya sebatas ucapan dan admin...

no-img
Tiga SMPN Sidoarjo Jadi Percontohan Sekolah Toleransi

PASURUAN:  Program Sekolah Toleransi yang dilaksanakan oleh Komunitas Seni...