Komunitas Seni Budaya BrangWetan Bekali Siswa Sidoarjo Penguatan Toleransi
Selasa, 25 Agustus 2020 – 22:31
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Komunitas Seni Budaya BrangWetan menggelar Workshop Penguatan Toleransi bagi kalangan sekolah SMP dan SMA di lima kecamatan di Sidoarjo, Jawa Timur mulai 25-26 Agustus 2020.
Acara ini adalah rangkaian program panjang selama satu tahun setelah Juli lalu mengadakan Forum Group Discussion (FGD). Di mana sepanjang masa pandemi Covid-19 ini kegiatan tersebut secara teknis dilakukan dalam jaringan (daring) melalui fasilitas aplikasi Zoom.
Manajer Program Brangwetan, Moh. Masrullah, menjelaskan bahwa persoalan toleransi masih perlu terus disuarakan untuk mendorong sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu dalam masyarakat maupun dalam lingkup lainnya.
‘Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat,’ terangnya, Selasa (25/8/2020).
Dalam praktiknya, toleransi dapat berwujud sikap untuk menghargai pendapat mengenai pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita, serta saling tolong-menolong antar sesama manusia tanpa memandang suku, ras, agama, dan antar golongan.
Karena itu bersikap toleran sangat diperlukan di semua bidang, termasuk dalam dunia pendidikan. Peran sekolah dan lembaga pendidikan sangat penting dalam menumbuh suburkan sikap toleran di kalangan guru dan pelajar sehingga dapat menjadi penangkal hal-hal negatif yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
‘Dengan memiliki sikap toleran yang bagus maka akan juga meningkatkan ketahanan budaya bangsa terhadap berbagai pengaruh negatif dari luar,’ imbuhnya.
Maka, untuk mencapai target tersebut dibutuhkan pemahaman yang komprehensif dan merata di semua lini, terutama para pihak yang terlibat dan bertanggungjawab di sekolah yaitu kepala sekolah, guru dan komite sekolah.
Hadir sebagai narasumber dalam workshop, Dr. A. Rubaidi, M.Ag, Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat LPPM UIN Sunan Ampel Surabaya. Rubaidi memaparkan hasil penelitian penemuan praktis intoleransi di Indonesia.
Narasumber lain yaitu Amin Hasan, M.Pd dan Hernik Farisia, M.Pd,I. Keduanya merupakan Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya.
Mereka membawakan materi Penguatan Toleransi di Sekolah (Penguatan Ekosistem Sekolah-Level Kebijakan, Pembelajaran dan Ekstrakurikuler).
Sementara Henri Nurcahyo, Ketua Komunitas Seni Budaya BrangWetan menyampaikan materi Pendekatan Seni Budaya sebagai Media Toleransi.
Workshop Penguatan Toleransi sendiri antara lain bertujuan dalam meningkatkan kesadaran dan dukungan sekolah untuk program penguatan toleransi di institusi pendidikan, sebagai bahan masukan untuk panduan mengajar masing-masing guru tiga mata pelajaran (WaKa Kesiswaan, PPKN, Seni Budaya dan jurnal mengajar guru mulai adanya penguatan toleransi sampai akhir program, merumuskan kebutuhan peningkatan materi toleransi di sekolah (Jenjang SMP dan SMA), serta merumuskan bersama konten yang akan menjadi materi dalam kegiatan cinta budaya cinta tanah air di sekolah.
Giat penguatan toleransi Komunitas Seni Budaya BrangWetan diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan dukungan sekolah untuk program penguatan toleransi di institusi pendidikan, munculnya bahan masukan untuk panduan mengajar masing-masing guru tiga mata pelajaran dan terumuskannya bersama konten yang akan menjadi materi dalam kegiatan cinta budaya cinta tanah air di sekolah. (*)
Pemahaman tentang toleransi di pendidikan jenjang SMP atau SMA perlu dipahami secara bersama dan merata. Masukan dan saran guna mewujudkan pendidikan yang saling menghargai dengan pendekatan budaya dan seni menjadi alternatif untuk menciptakan murid yang mempunyai nilai toleransi yang tinggi.