Lawan Corona dengan Pendidikan Karakter
Oleh M. Ali Masyhuri
[image src=’/assets/Ali-Mashuri.jpg’ id=’141′ width=’600′ height=’600′ class=’leftAlone ss-htmleditorfield-file image’ title=’Ali Mashuri’]
Pandemi global yang disebabkan oleh virus Corona jenis baru (Covid 19) berdampak pada kehidupan masyarakat. Demi memutus penularan virus ini pemerintah membuat kebijakan agar masyarakat mengurangi kegiatan di luar rumah. Untuk sementara kegiatan beribadah, belajar dan bekerja sebisa mungkin dilaksanakan di dalam rumah.
Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di rumah membuat Bapak-Ibu guru terpaksa mengubah strategi pembelajaran yang sudah tersusun rapi dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Jika sebelumnya kegiatan belajar mengajar antara guru dengan peserta didik dilaksanakan secara langsung di dalam kelas dengan cara ceramah, diskusi maupun tanya jawab maka dengan kondisi saat ini membuat guru harus bisa mendesain kegiatan pembelajaran yang bisa dilaksanakan dengan jarak jauh
Revolusi industri 4.0 membuat kegiatan belajar menjadi begitu mudah. Dengan cara jarak jauh sekalipun. Melalui gawai, internet dan berbagai aplikasi online guru bisa menyampaikan materi pelajaran maupun tugas kepada peserta didik di rumah masing-masing. Peserta didik pun dapat menyerahkan tugasnya yang sudah diselesaikan melalui gawai masing-masing. Tanpa harus datang ke sekolah.
Pembelajaran dengan metode daring memang memudahkan guru dan peserta didik. Namun tidak sedikit orang tua/wali peserta didik yang mengeluh dengan metode ini. Kebutuhan internet untuk kegiatan belajar mengakibatkan anggaran kuota semakin bertambah. Padahal pada masa seperti ini kondisi ekonomi keluarga rata-rata sedang mengalami penurunan. Kita juga belum tahu kapan pandemi akan berakhir. Perkembangan sosial peserta didik pun jadi terganggu karena banyak waktu yang mereka habiskan di depan gawai. Interaksi dengan anggota keluarga yang sangat diperlukan untuk saling memberi perhatian dan motivasi jadi berkurang.
Karena itu diperlukan kegiatan belajar alternatif untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu pembelajaran dan pendidikan untuk peserta didik yang minim penggunaan internet dan relevan dilaksanakan saat ini adalah pembelajaran yang mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
PPK adalah program pemerintah yang bertujuan menanamkan nilai-nilai pembentuk karakter bangsa Indonesia yaitu nilai religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong dan integritas. Nilai-nilai karakter ini bisa diintegrasikan pada semua mata pelajaran.
Salah satu cara yang paling mudah untuk memutus penyebaran Covid 19 adalah dengan physical distance atau pembatasan secara fisik dan menjalani pola hidup sehat. Peserta didik yang memiliki nilai-nilai karakter di atas akan mudah melaksanakan anjuran tersebut
Untuk melaksanakan Penguatan Pendidikan Karakter pada peserta didik guru bisa membuat Buku Saku Pendidikan Karakter. Secara sederhana buku saku tersebut bisa menggunakan buku tulis yang diberi tabel aktivitas peserta didik sesuai dengan lima nilai karakter. Peserta didik bisa membuat sendiri mencontoh format tabel yang dibuat oleh guru.
Dalam pelaksanaannya peserta didik diwajibkan melaksanakan semua nilai karakter yang ada di buku saku. Nilai-nilai karakter yang ditulis bisa ditentukan oleh guru atau sekolah masing-masing Setelah selesai dilaksanakan mereka menuliskannya di buku saku sambil menyertakan hari dan tanggal. Kegiatan peserta didik yang telah ditulis tadi kemudian ditandatangani orang tua/wali.
Sebagai contoh pelaksanaan nilai karakter yaitu nilai religius yang dapat dilaksanakan peserta didik dengan cara melaksanakan ibadah di rumah masing-masing.
Untuk nilai nasionalis, mandiri dan gotong royong peserta didik bisa diberi aktivitas belajar berupa membuat masker kain sederhana untuk dipakai oleh anggota keluarga atau dibagikan ke tetangga sekitar atau membuat kreasi tempat cuci tangan sederhana untuk dipasang di depan rumah.
Penanaman nilai integritas juga sangat penting dilaksanakan dalam keadaan darurat seperti ini. Dengan melaksanakan nilai-nilai integritas peserta didik akan disiplin untuk tetap berada di rumah sambil melaksanakan kegiatan belajar serta membantu orangtua. Pola hidup bersih, rajin cuci tangan dengan sabun juga mencerminkan nilai-nilai integritas.
Kelima karakter tersebut harus dilaksanakan oleh peserta didik dan dicatat di buku saku serta ditantadangani oleh orangtua. Peserta didik akan sangat senang apabila aktivitas baik yang mereka lakukan mendapatkan hadiah. Maka tidak ada salahnya orangtua memberi hadiah atau pujian dari apa yang telah mereka lakukan.
Nilai-nilai karakter ini apabila terus dilaksanakan oleh peserta didik selama masa darurat covid-19 pada akhirnya akan menjadi pembiasaan dan akan dilaksanakan seterusnya. Menjadi pembiasaan. Sehingga tanpa dicatat atau diberi hadiah mereka akan terbiasa melaksanakan karena sudah menjadi pembiasaan. Semoga nilai-nilai karakter ini bisa bisa menjadi pembiasaan di masa normal baru. (*)
Penulis adalah Ketua MGMP PKN SMA Kabupaten Sidoarjo