MENUJU SEKOLAH TOLERANSI
BATU: Imbas dari program Toleransi yang dijalankan BrangWetan sejak tahun 2020, para kepala SMP Negri se-Sidoarjo tertarik juga menjadi Sekolah Toleransi. Maka saya selalu ketua Komunitas BrangWetan Seni Budaya diminta memaparkan pentingnya menumbuhkan, menjaga, dan mengembangkan nilai-nilai toleransi di sekolah. Acara ini dilangsungkan di Hotel Suki Kota Batu, Senin-selasa (14-15/8).
Acara ini diselenggarakan oleh Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Negeri Sidoarjo dengan nama resmi acaranya adalah “Perencanaan Berbasis Data dan Penguatan Implementasi IKM SMP Negri Kabupaten Sidoarjo.” Sebuah judul acara yang panjang. Yang jelas BrangWetan mendapat bagian menceritakan program Sekolah Toleransi yang sudah dilakukan sejak tahun 2000. Sesi ini diikuti oleh Wakasek Kesiswaan dan Tim Pengembang Sekolah. Sedangkan sesi lainnya khusus untuk Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, dan Bendahara.
Apa yang dilakukan BrangWetan selama ini adalah menggelar program “Cinta Budaya Cinta Tanah Air’ yang bertema “Menangkal bahaya intoleransi dan radikalisme melalui seni budaya”. Program ini menyasar 5 sekolah SMP dan 5 sekolah Tingkat Menengah Atas tahun 2020 – 2021 yang kemudian diringkas menjadi 3 SMP, 1 SMA dan 1 MA. Kelima sekolah di kecamatan Gedangan (SMP dan SMA), Waru, Taman, dan Sedati (MA) ini sudah mendeklarasikan diri menjadi Sekolah Toleransi.
Ternyata, kali ini banyak sekolah, khususnya SMPN di Sidoarjo juga menginginkan sekolahnya menjadi Sekolah Toleransi. Tentu saja BrangWetan sebagai LSM tidak mungkin mengatasi semuanya. Perlu keterlibatan pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo. Syukurlah Disdikbud Kab. Sidoarjo berencana melakukan replikasi program ini. (hnr)