SATGAS ANTI INTOLERANSI SMPN 1 TAMAN
SIDOARJO: Untuk menangkal bahaya intoleransi dan radikalisme maka Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Taman, Sidoarjo, sedang menyiapkan pembentukan Satgas Anti Intoleransi. Untuk itu segera dibahas Standart Operating Procedurs (SOP) sebagai panduannya. Hal ini disampaikan oleh Kepala SMPN 1 Taman, Dra. Masroh Hidayati, M. Pd, ketika menerima kunjungan Tim Komunitas Seni Budaya BrangWetan, Kamis siang (25/08/22) di ruang kepala sekolah SMPN 1 Taman, Jalan Satria No. I, Ketegan, Taman, Ketegan, Kec. Taman, Kabupaten Sidoarjo.
Kunjungan Tim BrangWetan ini terkait dengan pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut (RTL) program Cinta Budaya Cinta Tanah Air (CBCTA) Tahap kedua yang akan berakhir tahun 2023. SMPN 1 Taman merupakan salah satu dari 3 SMPN di Sidoarjo penerima manfaat program CBCTA. Dua SMPN lainnya adalah SMPN 1 Waru dan SMPN 1 Gedangan. Sedangkan dua Sekolah Menengah Tingkat Atas adalah SMAN 1 Gedangan dan MAN Nurul Huda, Sedati.
Dikatakan oleh Ibu Masroh, lokasi SMPN 1 Taman ini serba nanggung. Bukan termasuk wilayah kota namun disebut desa juga sudah terlalu ramai. Posisinya yang berdempetan dengan kota besar Surabaya di satu sisi memang strategis tetapi dalam saat yang sama juga menjadi wilayah transisi yang berpotensi menumbuhkan perilaku intoleransi.
Karena itu, sekolah yang memiliki motto “Jujur itu Keren” tersebut bertekad memasukkan nilai-nilai toleransi ke dalam kurikulum sebagaimana yang sudah selaras dengan Kurikulum Merdeka untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. “Kami siap menjadi Sekolah Toleransi,” tegas Masroh.
Ketua KSB BrangWetan, Henri Nurcahyo, menyambut baik rencana pembentukan Satgas Anti Intoleransi tersebut. Dikatakan, bahwa yang namanya toleransi itu bukan hanya sebatas menghargai perbedaan agama melainkan perbedaan suku, ras, asal daerah, perbedaan warna kulit, bahkan perbedaan pendapat. Jangan sampai anak yang kebetulan kurang pandai lantas dirundung ramai-ramai karena pendapatnya terkesan bodoh misalnya.
“Toleransi itu seperti sifat ikhlas yang sama sekali tidak disebut dalam Surat Al Ikhlas di dalam Al Qur’an. Toleransi itu alami, bukan slogan yang harus digembar-gemborkan, tapi dipraktekkan” ujar Henri.
Sementara itu Direktur Program CBCTA, Moh. Masrullah, menyampaikan program dalam waktu dekat yaitu Coaching Clinic Literasi yang akan bekerjasama dengan Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas) sebagai tindak lanjut “Pelatihan Kampanye Toleransi Melalui Media Sosial” yang sudah diselenggarakan di Trawas. Selain itu SMPN 1 Taman juga diminta menyiapkan kesertaannya dalam Festival Seni Toleransi yang akan digelar sekitar bulan Oktober yang akan datang. “Kami percaya SMPN 1 Taman punya stok banyak penampilan kesenian,” ujar Masrullah.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Sulis Martha Sayekti, S.Pd., S.Si, menyambut baik program kerja BrangWetan berupa CBCTA yang melibatkan SMPN 1 Taman sejak tahun 2020. Ibu Sulis menambahkan, program pengenalan nilai-nilai toleransi ini sangat penting, terutama dikenalkan kepada siswa baru, di mana mereka mengalami masa peralihan dari SD ke SMP. Bahwasanya memasuki sekolah baru di jenjang yang lebih tinggi adalah sebuah peradaban baru yang harus disikapi.
“Saya mengusulkan BrangWetan menciptakan Mars Toleransi agar dapat dinyanyikan di semua sekolah,” tegasnya kongkrit. (hn)