SMA Jati Agung, Mencegah Konflik Karena Perbedaan

SMA Jati Agung, Mencegah Konflik Karena Perbedaan

SIDOARJO:  Kami mengajak anak-anak untuk mengenal komunitas di luar mereka. Pemahaman anak-anak tentang perbedaan agama dan suku, sering disampaikan oleh para guru dalam bentuk diskusi-diskusi kecil. Misalnya melalui Qultum seusai sholat. Hal ini sebagai upaya pencegahan agar anak-anak tidak menyikapi perbedaan yang akan mengarah kepada konflik.

Haris Nukman, S.PdI, guru PAI SMA Jati Agung, Taman, Sidoarjo, menuturkan hal tersebut kepada kepada Tim BrangWetan dalam acara kunjungan Kamis (17/9) dalam kaitan program “Cinta Budaya Cinta Tanah Air” yang diselenggarakan selama satu tahun penuh sejak Juli 2020 hingga Juni 2021.

[image src=’/assets/2774191450/2-v5.jpg’ id=’231′ width=’600′ height=’450′ class=’leftAlone ss-htmleditorfield-file image’ title=’2 v5′]

Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dan melengkapi kegiatan lokakarya (workshop) dalam jaringan (online) yang memang memiliki keterbatasan karena tidak dapat melakukan tatap muka dalam jumlah besar. Karena itu BrangWetan mengunjungi satu persatu sekolah yang menjadi target kegiatan program selama satu tahun tersebut sebagai upaya kreatif untuk menyiasati keterbatasan akibat pandemi Covid-19.

Haris yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sekolah Jati Agung ini (2016 – 2019) beranggapan bahwa program BrangWetan bagus dan mengena, khususnya kepada generasi muda, dimana selama ini mereka terlena oleh dunia maya, namun BrangWetan mampu memberikan inspirasi yang luar biasa.

“SMA Jati Agung sangat berterimakasih menjadi bagian dari proses kegiatan ini,” tegas mantan Kepala SMP Jati Agung tahun 2010 – 2016.

Menurut Haris, di sekolah ini sudah ada pembiasaan di kalangan siswa bagaimana mereka bersikap toleran antar sesama teman. Karena itu dengan ada program BrangWetan ini diharapkan mereka juga dapat menularkan semangat toleransi di  lingkungan masyarakat. Program ini pasti akan sangat berdampak luar biasa.

[image src=’/assets/86681c243f/3-v3.jpg’ id=’232′ width=’600′ height=’450′ class=’leftAlone ss-htmleditorfield-file image’ title=’3 v3′]

Ditambahkan oleh Dwi Rachmy Putri, Kepala Sekolah SMA Jati Agung yang baru dilantik 1 Agustus lalu, bahwa di SMA ini sudah ditekankan bagaimana cinta tanah air melalui upacara dan peringatan hari-hari besar nasional. Demikian pula yang dilakukan melalui seni budaya.

SMA Full Day School yang berbasis pesantren ini merupakan Sekolah Islam yang berada di pinggiran Sidoarjo, mepet dengan kota Surabaya. Aktivitas dimulai  pukul 07.00 hingga pukul 16.00 sehingga selama berada di sekolah mereka menjalankan sholat Dhuha, Dhuhur dan sholat Ashar. Kegiatan keagamaan menjadi prioritas.

Sejak anak masuk sekolah, disambut oleh para guru dengan bersalaman, kemudian menjalankan sholat Dhuha bersama-sama, dilanjutkan membaca Al Qur’an dengan surat yang bergantian.   Kecuali hari Senin ada upacara, setelah sholat Dhuha diteruskan dengan membaca surat Waqiah hari Selasa, al Mulk pada hari Rabu, Kamis senam bersama, Jumat membaca surat Ar Rohman, dan ekstra kurikuler setiap hari Sabtu. Misalnya Banjari, Pagar Nusa, Paskibraka, Palang Merah Remaja (PMR), Pramuka dan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).

Dan ternyata, meski SMA yang berada di kawasan Wage, Taman, ini baru meluluskan dua angkatan namun mampu mencetak prestasi khususnya dalam lomba baca puisi. Pernah menjadi juara pertama tingkat kabupaten Sidoarjo, juara tingkat provinsi Jatim dan juga di Gresik.

Kegiatan keagamaan dilaksanakan setiap dua minggu sekali, yang merupakan proses pembiasaan kepada anak untuk memahami ritual keagamaan. Misalnya ada simulasi proses walimah Aqiqah, arisan atau pertemuan di kampung, bahkan juga pernah simulasi ritual pernikahan namun menggunakan boneka.

Berada di bawah Yayasan Jati Agung Al Qodiry yang juga membawahi SMP, Diniyah dan program Tahfidz. SMP memiliki total enam kelas untuk tiga tingkatan, sedangkan SMA masih memiliki total hanya 3 kelas untuk semua tingkatan atau 60 siswa. Bagi siswa yang tidak mampu dan yatim piatu disediakan tempat tinggal di pondok pesantren yang juga menjadi bagian dari yayasan di lingkungan sekolah.

“Selama ini orang mencari sekolah Islam berkualitas itu selalu ke Surabaya. Karena itu kami memberi kesempatan kepada anak-anak yang secara ekonomi masih kurang namun dapat menjadi siswa sekolah unggul,” tutur Haris.

Sejak program “Cinta Budaya Cinta Tanah Air” dari BrangWetan ini dilangsungkan bulan Juli yang lalu, acara pertemuan digelar melalui daring (online) sebanyak dua kali, yaitu Focus Group Discussion (FGD) bulan Juli dan Workshop Penguatan Toleransi,  bulan Agustus belum lama ini.

Garis besar program tersebut adalah:     Program pelatihan berkelanjutan untuk menumbuh-suburkan dan memperkuat kesadaran berbangsa, cinta budaya dan cinta tanah air di kalangan remaja/pelajar. Dan juga, meningkatkan Kemampuan Komunitas Sekolah dalam Mempromosikan Toleransi Melalui Seni Budaya.

Sepuluh sekolah yang menjadi target kunjungan adalah SMP Negeri 1 Sukodono, SMP Negeri 1 Taman, Madrasah Aliyah Bahauddin (Taman), SMA Jati Agung (Taman), SMP Negeri 1 Waru, Madrasah Aliyah Darul Ulum (Waru), Madrasah Aliyah Nurul Huda (Sedati), SMPN 1 Sedati, SMPN 1 Gedangan dan SMAN 1 Gedangan. (h)

In category:
Related Post
no-img
Guru Penggerak Juga Menggerakkan Toleransi di Sekolah

SIDOARJO: Para Guru Penggerak memiliki tugas utama sebagai inisiator pembel...

no-img
Perwakilan USAID Kunjungi SMPN 1 Taman, Sidoarjo

SIDOARJO: SMPN 1 Taman Sidoarjo mendapat kehormatan menerima kunjungan perw...

no-img
Siswa Jadi Agen Perubahan Wujudkan Toleransi di Sekolah

MOJOKERTO: Para siswa dapat menjadi agen toleransi dan perubahan untuk mewu...

no-img
Ekosistem Toleransi Berlaku untuk Semua Warga Sekolah

SIDOARJO: Mewujudkan Sekolah Toleransi tidak hanya sebatas ucapan dan admin...

no-img
Tiga SMPN Sidoarjo Jadi Percontohan Sekolah Toleransi

PASURUAN:  Program Sekolah Toleransi yang dilaksanakan oleh Komunitas Seni...

no-img
Kasus Intoleransi Meningkat, Insan Pendidikan Harus Rapatkan Barisan

PASURUAN:  Kasus intoleransi di Indonesia mengalami peningkatan drastis. D...