SMPN 1 Gedangan, Sekolah Sehat Juara Jawa Timur

SMPN 1 Gedangan, Sekolah Sehat Juara Jawa Timur

SIDOARJO:  SMP Negeri 1 Gedangan sudah siap mengikuti lomba Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tingkat Nasional tahun 2020 mewakili Jawa Timur karena pada tahun 2019 tercatat sebagai Juara Pertama tingkat provinsi Jatim. Sayang sekali situasi pandemi Covid-19 sekarang ini menjadikan kepastian event nasional itu mengambang. Tidak jelas mau diadakan atau tidak. Harus menunggu keputusan Tim UKS Nasional. Apakah dalam tahun 2020 ini masih digelar atau ditunda sementara.  

Kepala SMPN 1 Gedangan, Dra. Mariyati, M.Pd, menyatakan hal itu kepada Tim BrangWetan dalam acara kunjungan Kamis pagi (17/9) dalam kaitan program “Cinta Budaya Cinta Tanah Air” yang diselenggarakan selama satu tahun penuh sejak Juli 2020 hingga Juni 2021.

[image src=’/assets/3-v2.jpg’ id=’201′ width=’600′ height=’421′ class=’leftAlone ss-htmleditorfield-file image’ title=’3 v2′]

Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dan melengkapi kegiatan lokakarya (workshop) dalam jaringan (online) yang memang memiliki keterbatasan karena tidak dapat melakukan tatap muka dalam jumlah besar. Karena itu BrangWetan mengunjungi satu persatu sekolah yang menjadi target kegiatan program selama satu tahun tersebut sebagai upaya kreatif untuk menyiasati keterbatasan akibat pandemi Covid-19.

Lomba UKS ini, atau disebut Lomba Sekolah Sehat Berkarakter, menurut jadwal semula diadakan bulan Oktober nanti untuk tingkat nasional. Demikian pula sekolah yang berdiri tahun 1982 ini juga siap mengikuti Kompetisi Sains Nasional (KSN) yang dulu bernama Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang masih baru tahap pendaftaran.

Sementara secara perorangan ada siswa yang menjadi Juara Taekwondo dan sering mengikuti event-event internasional. Kegiatan ekstra kurikuler (ekskul) yang menonjol adalah basket dan Paskibraka yang sering menjadi juara. Ada juga siswa yang terpilih menjadi pemain sepakbola GSI (Gala Siswa Indonesia) Kabupaten Sidoarjo dan sempat masuk seleksi tingkat provinsi.

Berangkat dari nama Gedangan, dimana kata itu berasal dari kata gedhang (Jawa) atau pisang dalam bahasa Indonesia, maka di lahan sekolah seluas 1,1 hektar ini mencoba membudidayakan pisang dan berbagai tanaman lain dalam Hutan Sekolah sekitar 50 meter persegi. Selain pisang juga ada pohon sukun yang sudah besar, sawo kecik, papaya, nangka dan berbagai tanaman lainnya.

[image src=’/assets/4-v3.jpg’ id=’202′ width=’600′ height=’350′ class=’leftAlone ss-htmleditorfield-file image’ title=’4 v3′]

Selain itu di sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten ini juga diajarkan ketrampilan membuat berbagai macam makanan dengan bahan pokok pisang sebagai produk unggulan yang kemudian di-branding dengan nama Onebanana (One = satu, Banana = pisang). Diantaranya dalam bentuk kripik pisang, kolak pisang, kripik sukun, minuman tradisional bernama Jaserut (paduan dari Jahe, Serai dan Jeruk Purut).

Produk unggulan lainnya adalah Radio Komunitas, yang berdaya jangkau 1 (satu) kilometer, dengan nama radio Spensaged FM 87,5 MHz. Siaran hanya dua kali sehari, setiap istirahat pukul 9.40 – 10.10 dan pukul 12.10 – 12.40. Topik siarannya mengenai lingkungan sehat, makanan sehat, perilaku bersih dengan cuci tangan, bahkan di kantin sekolah tidak disediakan makanan berbungkus plastik. Setiap siswa  juga wajib membawa botol minuman sendiri. Karena radio ini juga dapat dijangkau oleh masyarakat sekeliling maka diharapkan mereka juga dapat berperilaku pola hidup sehat.

UKS di SMPN 1 Gedangan ini memang menonjol  karena masalah kebersihan di sekolah itu juga menjadi tanggungjawab semua pihak, tidak hanya diserahkan kepada pihak sekolahan saja, tapi juga ada kepedulian dari orang tua siswa, pihak desa setempat, pihak kecamatan, OPD terkait dan dari tim pembina UKS Kab Sidoarjo.

Dari siswa yang berjumlah 888 anak ini, selain muslim yang memang mayoritas, juga terdapat siswa yang beragama Kristen, Katolik dan Hindu. Masing-masing dengan guru pelajarannya sendiri, kecuali Hindu yang mengikuti kegiatan di pura.

[image src=’/assets/5-v3.jpg’ id=’203′ width=’600′ height=’280′ class=’leftAlone ss-htmleditorfield-file image’ title=’5 v3′]

Terkait masalah etika maka ada kebiasaan “Salam – Senyum – Sapa” maka ada kebiasaan setiap kali siswa datang disambut oleh guru secara bergantian sesuai piket dan pengurus OSIS. Kemudian masuk kelas dan langsung berdoa bersama.

Yang menarik, di sekolah ini ada yang disebut Peluit Kebersihan yang ditiup oleh Wakasek Kesiswaan. Dimana pada jam-jam tertentu dibunyikan dan semua siswa harus menghentikan aktivitasnya lantas memungut sampah atau membersihkan lingkungan di sekitarnya. Peluit ini biasanya dibunyikan saat istirahat sehingga sudah menjadi perilaku bagi siapapun untuk tidak membuang sampah sembarangan, memungut sampah yang berceceran dan selalu membersihkan kotoran. Ada atau tidak ada peluit lagi.

Selama masa pandemi, karena kebanyakan guru bekerja dari rumah (WFH) maka setiap Jum’at ada kegiatan khataman.

Sejak program “Cinta Budaya Cinta Tanah Air” dari BrangWetan ini dilangsungkan bulan Juli yang lalu, acara pertemuan digelar melalui daring (online) sebanyak dua kali, yaitu Focus Group Discussion (FGD) bulan Juli dan Workshop Penguatan Toleransi,  bulan Agustus belum lama ini.

[image src=’/assets/7.jpg’ id=’204′ width=’600′ height=’450′ class=’leftAlone ss-htmleditorfield-file image’ title=’7′]

Garis besar program tersebut adalah:     Program pelatihan berkelanjutan untuk menumbuh-suburkan dan memperkuat kesadaran berbangsa, cinta budaya dan cinta tanah air di kalangan remaja/pelajar. Dan juga, meningkatkan Kemampuan Komunitas Sekolah dalam Mempromosikan Toleransi Melalui Seni Budaya.

Sepuluh sekolah yang menjadi target kunjungan adalah SMP Negeri 1 Sukodono, SMP Negeri 1 Taman, Madrasah Aliyah Bahauddin (Taman), SMA Jati Agung (Taman), SMP Negeri 1 Waru, Madrasah Aliyah Darul Ulum (Waru), Madrasah Aliyah Nurul Huda (Sedati)), SMPN 1 Sedati, SMPN 1 Gedangan dan SMAN 1 Gedangan. (h)

[image src=’/assets/8.jpg’ id=’205′ width=’600′ height=’450′ class=’leftAlone ss-htmleditorfield-file image’ title=’8′]

In category:
Related Post
no-img
Guru Penggerak Juga Menggerakkan Toleransi di Sekolah

SIDOARJO: Para Guru Penggerak memiliki tugas utama sebagai inisiator pembel...

no-img
Perwakilan USAID Kunjungi SMPN 1 Taman, Sidoarjo

SIDOARJO: SMPN 1 Taman Sidoarjo mendapat kehormatan menerima kunjungan perw...

no-img
Siswa Jadi Agen Perubahan Wujudkan Toleransi di Sekolah

MOJOKERTO: Para siswa dapat menjadi agen toleransi dan perubahan untuk mewu...

no-img
Ekosistem Toleransi Berlaku untuk Semua Warga Sekolah

SIDOARJO: Mewujudkan Sekolah Toleransi tidak hanya sebatas ucapan dan admin...

no-img
Tiga SMPN Sidoarjo Jadi Percontohan Sekolah Toleransi

PASURUAN:  Program Sekolah Toleransi yang dilaksanakan oleh Komunitas Seni...

no-img
Kasus Intoleransi Meningkat, Insan Pendidikan Harus Rapatkan Barisan

PASURUAN:  Kasus intoleransi di Indonesia mengalami peningkatan drastis. D...