SMPN 1 Sukodono: Pramuka dan Paskibraka Tingkatkan Cinta Tanah Air

SMPN 1 Sukodono: Pramuka dan Paskibraka Tingkatkan Cinta Tanah Air

SIDOARJO: Kegiatan ekstra kurikuler (ekskul) Pramuka dan Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) telah terbukti mampu memberikan kebanggaan tersendiri bagi SMP Negeri 1 Sukodono, Kabupaten Sidoarjo. Dua ekskul itulah yang secara langsung mengajarkan nilai-nilai Pancasila dan cinta tanah air. Mereka sangat tinggi kedisiplinan dan rasa cinta tanah airnya. Ekskul Paskibraka dan Pramuka sekolah ini selalu mendapat juara dalam banyak kesempatan. Bahkan Paskibraka pernah juga menjadi juara tingkat provinsi Jawa Timur.

Hal ini diutarakan oleh Dra. Hj. Sri Marhaeni, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sukodono, Sidoarjo, ketika menerima kunjungan Tim BrangWetan Selasa pagi (15/9), yang dipimpin oleh Manajer Program “Cinta Budaya Cinta Tanah Air”, Moh. Masrullah.

[image src=’/assets/01-v2.jpg’ id=’149′ width=’600′ height=’398′ class=’leftAlone ss-htmleditorfield-file image’ title=’01 v2′]

Garis besar program tersebut adalah:     Program pelatihan berkelanjutan untuk menumbuh-suburkan dan memperkuat kesadaran berbangsa, cinta budaya dan cinta tanah air di kalangan remaja/pelajar. Dan juga, meningkatkan Kemampuan Komunitas Sekolah dalam Mempromosikan Toleransi Melalui Seni Budaya.

Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dan melengkapi kegiatan lokakarya (workshop) yang dilakukan dalam jaringan (online) yang memang memiliki keterbatasan karena tidak dapat melakukan tatap muka dalam jumlah besar. Karena itu tim BrangWetan mengirimkan Tim Kecil untuk mengunjungi satu persatu sekolah yang menjadi target kegiatan program selama satu tahun tersebut sebagai upaya kreatif untuk menyiasati keterbatasan akibat pandemi Covid-19.

Sejak program dilangsungkan bulan Juli yang lalu, acara pertemuan sudah digelar melalui daring (online) sebanyak dua kali, yaitu Focus Group Discussion (FGD) bulan Juli dan Workshop Penguatan Toleransi,  bulan Agustus belum lama ini.

[image src=’/assets/02.jpg’ id=’150′ width=’600′ height=’269′ class=’leftAlone ss-htmleditorfield-file image’ title=’02’]

SMPN 1 Sukodono adalah sekolah pertama yang dikunjungi diantara 10 sekolah sasaran, yang terdiri dari 5 sekolah tingkat menengah pertama dan 5 sekolah tingkat menengah atas di 5 kecamatan di kabupaten Sidoarjo. Kunjungan dilakukan selama 3 (tiga) hari berturut-turut, Selasa hingga Kamis (15-17/9).

Sepuluh sekolah yang menjadi target kunjungan adalah SMP Negeri 1 Sukodono, SMP Negeri 1 Taman, Madrasah Aliyah Bahauddin (Taman), SMA Jati Agung (Taman), SMP Negeri 1 Waru, Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru, Madrasah Aliyah Nurul Huda (Sedati), SMPN 1 Sedati, SMPN 1 Gedangan dan SMAN 1 Gedangan.

Terkait keterlibatan SMPN 1 Sukodono dalam program dari BrangWetan ini Sri Marhaeni mengakui telah mendapatkan ilmu dan bermanfaat secara positif, khususnya untuk anak-anak sebagai generasi muda. Dikatakannya, kondisi di negara ini sedang mengalami penurunan budaya dan nilai-nilai karakter sebagai dampak kemajuan teknologi. Pemahaman terhadap Pancasila oleh generasi sekarang tidak lagi seperti dulu.

“Kalau dulu ada penataran P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) namun sekarang tidak atau belum ada wahana untuk anak-anak muda bagaimana dapat memahami Pancasila dengan baik. Demikian pula bagi Pegawai Negeri. Tidak ada lagi semacam P-4 seperti dulu,” ujarnya.

Menurut Sri Marhaeni, telah terjadi penurunan terhadap pemahaman dan pengamalan Pancasila. Dengan adanya program dari BrangWetan ini diharapkan ada penguatan karakter terhadap anak didik, dan bagaimana memahami serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup. Bagaimana anak-anak juga dapat meningkatkan rasa cinta tanah airnya semakin kuat.

[image src=’/assets/04.jpg’ id=’151′ width=’600′ height=’384′ class=’right ss-htmleditorfield-file image’ title=’04’]

Sekolah yang berlokasi di Jl. Putra Bangsa 15, Kelurahan Anggaswangi, Kecamatan Sukodono, ini berdiri sejak tahun 1984, memiliki siswa sebanyak 828 siswa dengan 57 guru, terbagi dalam 31 (tiga puluh satu) kelas dan 1 (satu) perpustakaan serta 5 (lima) laborarorium. 

Salah satu kebanggaan yang sulit dilupakan adalah prestasi yang dicetak oleh siswa SMPN 1 Sukodono yang barusan lulus, yaitu Ruy Arianto, yang terpilih sebagai pemain sepakbola Timnas U-15. Sekarang dia sudah duduk di SMAN 2 Sidoarjo dan kabarnya sedang mengikuti pemusatan pelatihan. Sebagaimana disampaikannya kepada wartawan Jawa Pos, pemain sayap kiri ini mengaku sangat terkesan ketika mampu mencetak gol di AFF ketika melawan Myanmar.  Kliping Koran Jawa Pos inilah yang dibingkai dan dipajang di ruang Kepala Sekolah. Selain itu ada pemain sepakbola Persela, Luki Wahyu, juga merupakan alumnus sekolah ini. 

Alumni lain yang membanggakan adalah Proboroni, seniwati tradisi yang sekarang ini terkenal sebagai sinden dan pemain seni tradisi. Lepas dari SMPN 1 Sukodono, puteri pemain ludruk dan pelawak Tawar Gonzales ini melanjutkan pendidikan sekolah khusus kesenian yaitu SMKN 12 Surabaya. Sekarang banyak terlihat di layar televisi dalam acara komedi.

Ditambahkan oleh Muhamad Yasir, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana, di sekolah ini terdapat Hutan Sekolah seluas 3.000 meter persegi yang menjadi lahan konservasi berbagai tanaman langka. Dan yang dibanggakan juga, kemungkinan tidak dimiliki sekolah lainnya, adalah sarana flying foxs. (h)

In category:
Related Post
no-img
Guru Penggerak Juga Menggerakkan Toleransi di Sekolah

SIDOARJO: Para Guru Penggerak memiliki tugas utama sebagai inisiator pembel...

no-img
Perwakilan USAID Kunjungi SMPN 1 Taman, Sidoarjo

SIDOARJO: SMPN 1 Taman Sidoarjo mendapat kehormatan menerima kunjungan perw...

no-img
Siswa Jadi Agen Perubahan Wujudkan Toleransi di Sekolah

MOJOKERTO: Para siswa dapat menjadi agen toleransi dan perubahan untuk mewu...

no-img
Ekosistem Toleransi Berlaku untuk Semua Warga Sekolah

SIDOARJO: Mewujudkan Sekolah Toleransi tidak hanya sebatas ucapan dan admin...

no-img
Tiga SMPN Sidoarjo Jadi Percontohan Sekolah Toleransi

PASURUAN:  Program Sekolah Toleransi yang dilaksanakan oleh Komunitas Seni...

no-img
Kasus Intoleransi Meningkat, Insan Pendidikan Harus Rapatkan Barisan

PASURUAN:  Kasus intoleransi di Indonesia mengalami peningkatan drastis. D...