Prof. Wardiman Membuka Training Penguatan Toleransi

Prof. Wardiman Membuka Training Penguatan Toleransi

SIDOARJO: Dalam rangkaian program “Cinta Budaya Cinta Tanah Air” yang berlangsung selama satu tahun, kali ini Komunitas Seni Budaya BrangWetan menyelenggarakan acara “Training Pembuatan Kegiatan Penguatan Toleransi Untuk Guru atau Pembimbing Ekstrakurikuler.” Pelaksanaan acara ini diselenggarakan secara daring (online) Rabu – Kamis, 28 – 29 Oktober 2020 dan diawali dengan sambutan pembukaan oleh Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, periode 1993 – 1998.

Kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) merupakan serangkaian kegiatan di luar jam pelajaran sekolah  di tingkat menengah pertama dan tingkat atas, yang biasanya dibagi menurut minat dan bakat siswa.  Pembina kegiatan ekskul kebanyakan dikelola oleh tenaga dari luar sekolah, namun ada juga yang langsung ditangani oleh guru yang bersangkutan.

Dalam hal ini komunitas seni dan Budaya BranGWetan akan melakukan peningkatan pemahaman toleransi di kegiatan ekstrakurikuler dengan melibatkan guru atau pembimbing ekstra di masing-masing sekolah mitra penerima manfaat. Narasumber yang memberikan materi dihadirkan dari LPPM Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, yaitu Dr. A. Rubaidi, MAg; Amin Hasan, MPd dan Hernik Faisia, MPdI.

Manajer Program “Cinta Budaya Cinta Tanah Air”, Moh. Masrullah, mengharapkan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan guru atau pembimbing dalam menanamkan penguatan toleransi kepada siswa dan mampu berperan untuk menciptakan karakater dan perilaku siswa yang mengedepankan nilai toeransi di sekolah dan lingkungannya.

Kegiatan ini dinilai sangat penting karena akan berdampak langsung terhadap kemampuan guru atau pendamping ekstrakurikuler dan siswa dalam memahami toleransi di sekolah dan lingkungannya. Disamping itu  juga diharapkan akan memudahkan guru dalam menyusun kegiatan ekstrakurikuer yang berbasis toleransi karena akan menghasilkan materi pembelajaran dan dipraktekkan langsung kepada masing-masing sekolah. Dengan demikian guru/pembimbing ekskul mampu menyusun model kegiatan ekskul dengan nilai-nilai penguatan toleransi.

Menurut Masrullah, target kegiatan ini adalah, agar terjadi perubahan perilaku terhadap guru/pembina ekskul terkait peningkatan pemahaman toleransi di sekolah, dan mampu mempromosikan nilai-nilai toleransi menggunakan model kegiatan ekskul kepada siswa-siswanya. Muara dari kesemuanya, yaitu terciptanya model kegiatan ekskul pasca pelatihan; dan adanya peningkatan pemahaman dan perubahan perilaku siswa mengenai toleransi.

Sejak dilangsungkan mulai bulan Juli yang lalu, BrangWetan sudah melakukan Focus Discussion Group (FGD) untuk stakeholder pendidikan, disusul Workshop Toleransi untuk para Kepala Sekolah dan Wakilnya, kemudian bulan Oktober yang lalu berupa kegiatan pelatihan untuk guru mata pelajaran.

Kegiatan kali ini diikuti oleh 5 (lima) SMP dan 5 (lima) SMA di 5 (lima) kecamatan di Sidoarjo yang menjadi sekolah mitra penerima manfaat mengirimkan para guru dan/atau Pembina ekskul dalam bidang Pramuka, Seni Budaya, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Science, Pustakawan, Seni Lukis, dan Karawitan.  (*)

In category:
Related Post
no-img
Guru Penggerak Juga Menggerakkan Toleransi di Sekolah

SIDOARJO: Para Guru Penggerak memiliki tugas utama sebagai inisiator pembel...

no-img
Perwakilan USAID Kunjungi SMPN 1 Taman, Sidoarjo

SIDOARJO: SMPN 1 Taman Sidoarjo mendapat kehormatan menerima kunjungan perw...

no-img
Siswa Jadi Agen Perubahan Wujudkan Toleransi di Sekolah

MOJOKERTO: Para siswa dapat menjadi agen toleransi dan perubahan untuk mewu...

no-img
Ekosistem Toleransi Berlaku untuk Semua Warga Sekolah

SIDOARJO: Mewujudkan Sekolah Toleransi tidak hanya sebatas ucapan dan admin...

no-img
Tiga SMPN Sidoarjo Jadi Percontohan Sekolah Toleransi

PASURUAN:  Program Sekolah Toleransi yang dilaksanakan oleh Komunitas Seni...

no-img
Kasus Intoleransi Meningkat, Insan Pendidikan Harus Rapatkan Barisan

PASURUAN:  Kasus intoleransi di Indonesia mengalami peningkatan drastis. D...