Webinar MGMP Seni Budaya SMP Kabupaten Sidoarjo

Webinar MGMP Seni Budaya SMP Kabupaten Sidoarjo

SIDOARJO: Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayah Kabupaten Sidoarjo bekerjasama dengan Komunitas Seni Budaya BrangWetan menyelenggarakan seminar dalam jaringan (Webinar) dengan tema: “Penguatan Toleransi Melalui Seni Budaya”, Sabtu, (6/2/21). Acara ini diikuti oleh guru pengajar seni budaya sebanyak 66 peserta dari 48 Sekolah di Sidoarjo, dengan rincian guru laki-laki sebanyak 20 orang dan guru perempuan sejumlah 46 orang.

[image src=’/assets/01-v6.JPG’ id=’271′ width=’600′ height=’324′ class=’leftAlone ss-htmleditorfield-file image’ title=’01 v6′]

Ketua MGMP Seni Budaya Kab. Sidoarjo,  Imam Musta’in, S. Pd, mengatakan bahwa sebetulnya  acara ini merupakan agenda rutin para guru yang tergabung dalam MGMP Seni Budaya. Biasanya membahas hal-hal terkait dengan pengajaran di sekolah dan persoalan administrasi sekolah. Namun kali membahas isu khusus yaitu penguatan Toleransi yang menjadi program Komunitas Seni Budaya BrangWetan.

Henri Nurcahyo, Ketua Komunitas Seni Budaya BrangWetan, menyampaikan presentasinya perihal perlunya peningkatan toleransi di lingkungan dunia pendidikan. Bahwasanya lembaga sekolah merupakan benteng strategis dalam membina siswa agar memiliki jiwa toleransi, bukan hanya sebatas berada di lingkungan sekolah saja, namun juga di lingkungan keluarga, masyarakat sekitar dan juga dalam aktivitasnya di media sosial.

[image src=’/assets/02-v3.JPG’ id=’272′ width=’600′ height=’325′ class=’leftAlone ss-htmleditorfield-file image’ title=’02 v3′]

Seni budaya, kata Henri, bukan hanya sebatas ketrampilan berkesenian belaka. Namun dalam frasa “budaya” terkandung makna sopan santun, tepo sliro, tidak menang sendiri, bersedia antri, disiplin, suka kebersihan, tidak suka nyerobot, cinta alam lingkungan, dan banyak lagi.  

Bahkan dalam pengajaran kesenian pun sesungguhnya mengandung nilai-nilai positif yang dapat dipetik. Dalam permainan karawitan misalnya, harus patuh kepada pimpinan; Kerjasama; Menghargai orang lain; Menghormati peran masing-masing, dan Bersepakat mencapai tujuan bersama.

Elemen-elemen dalam seperangkat gamelan tersebut juga merefleksikan realita di masyarakat sendiri. Yaitu, seorang pemimpin dapat diibaratkan kendang; Mereka yang suka menonjolkan diri, suaranya paling keras ibarat instrumen peking; Orang yang bicaranya lembut, mendayu-dayu tak ubahnya seperti rebab. Sedangkan mereka yang cenderung selalu ikut arus, kompak, konsisten dapat diibaratkan instrumen bonang, demung, atau saron. Ada juga orang yang jarang bicara namun sekali bicara langsung mantap itu ibarat gong.

Karena itu, tukas Henri, belajar kesenian tidaklah sama dengan belajar berkesenian. Belajar kesenian hanyalah memosisikan kesenian sebagai objek belaka. Sedangkan belajar berkesenian berarti kesenian sudah merasuk dalam diri pembelajar yang kemudian mewujud dalam pola pikir dan tingkah laku.

[image src=’/assets/Capture11.JPG’ id=’273′ width=’600′ height=’322′ class=’leftAlone ss-htmleditorfield-file image’ title=’Capture11′]

Sementara itu, Abdul Ghofur dari BrangWetan, menyampaikan hal-hal terkait teknis program yang sudah, sedang dan akan dilakukan oleh BrangWetan dalam program “Cinta Budaya Cinta Tanah Air.”

Acara yang dipandu oleh Anang Prahara ini dimulai pukul 09.00, dan pada penghujung acara diisi dengan presentasi guru Seni Budaya yang sudah pernah mendapatkan pelatihan oleh Komunitas BrangWetan dalam hal pembuatan RPP dan Jurnal berbasis Toleransi. (*)

In category:
Related Post
no-img
Guru Penggerak Juga Menggerakkan Toleransi di Sekolah

SIDOARJO: Para Guru Penggerak memiliki tugas utama sebagai inisiator pembel...

no-img
Perwakilan USAID Kunjungi SMPN 1 Taman, Sidoarjo

SIDOARJO: SMPN 1 Taman Sidoarjo mendapat kehormatan menerima kunjungan perw...

no-img
Siswa Jadi Agen Perubahan Wujudkan Toleransi di Sekolah

MOJOKERTO: Para siswa dapat menjadi agen toleransi dan perubahan untuk mewu...

no-img
Ekosistem Toleransi Berlaku untuk Semua Warga Sekolah

SIDOARJO: Mewujudkan Sekolah Toleransi tidak hanya sebatas ucapan dan admin...

no-img
Tiga SMPN Sidoarjo Jadi Percontohan Sekolah Toleransi

PASURUAN:  Program Sekolah Toleransi yang dilaksanakan oleh Komunitas Seni...

no-img
Kasus Intoleransi Meningkat, Insan Pendidikan Harus Rapatkan Barisan

PASURUAN:  Kasus intoleransi di Indonesia mengalami peningkatan drastis. D...