ABDULLAH NASIH: JARIMU HARIMAUMU

no-img
ABDULLAH NASIH: JARIMU HARIMAUMU

SIDOARJO: Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Sidoarjo, Abdullah Nasih, menyampaikan pada anak-anak muda agar bersikap bijak dalam menggunakan media sosial. Karena anak-anak muda inilah yang mayoritas pengguna medsos. Kemajuan zaman telah menjadikan medsos sangat berpengaruh besar. Salah sedikit bisa berurusan dengan aparat keamanan. Ingat, jarimu adalah harimaumu.

Abdullah Nasih menuturkan hal itu ketika memberikan sambutan pembukaan dalam acara “Coaching Clinic Medsos Jurnalistik Untuk Membuat Konten Kreatif Dalam Kampanye Toleransi” yang diselenggarakan oleh  Komunitas Brang Wetan bekerjasama dengan Forwas Institute, di SMPN 1 Taman Sidoarjo, Sabtu (17/9/22).

Abdullah Nasih yang juga merupakan almamater SMPN 1 Taman itu menyambut baik program yang diselenggarakan oleh BrangWetan ini. Apalagi kali ini juga menggandeng Forwas sehingga dapat menyebarkan jurnalistik damai dan jurnalistik yang toleran. Bahwasanya toleransi bukan hal yang baru tetapi harus terus menerus digelorakan agar dapat mencegah terjadinya hal-hal yang merusak  moderasi beragama.

Coaching Clinic itu sendiri merupakan rangkaian program BrangWetan dan Forwas yang dilangsungkan di lima sekolah penerima manfaat. Sebelum SMPN 1 Taman ini sudah dilaksanakan di SMAN 1 Gedangan, dan MA Nurul Huda Sedati. Setelah ini segera disusul SMPN 1 Gedangan dan SMPN 1 Waru.

Narasumber yang mewakili Forwas Institute adalah wartawan Kompas.id Runik Sri Astuti dan wartawan iNews TV Yoyok Agusta. Para siswa mendapat materi berupa bagaimana cara menulis karya jurnalistik yang baik tanpa melanggar etika dan nilai-nilai toleransi.

Mengutip pemberitaan sidoarjo.inews.id, Runik mengatakan dalam membuat  tulisan jurnalistik bertemakan toleransi dibutuhkan kedekatan (proximity) antara penulis dengan peristiwa intoleran yang akan dijadikan bahan. Jadi kita menulis itu berdasar pada kejadian yang dilaporkan wartawan dekat dengan kehidupan khalayak. Semakin dekat maka semakin menarik untuk dibaca publik.

Menurutnya, fenomena intoleran ini dapat datang dari mana saja, termasuk di lingkungan SMPN 1 Taman sendiri. Jadi observasi ini berangkat dari kondisi sekitar saat ini seperti apa. Nah, dari observasi ini nantinya yang bakal jadi bahan untuk pendeskripsian sebuah tulisan.

Sedangkan Yoyok Agusta menjelaskan dalam membuat kerangka video jurnalistik dibutuhkan adanya pemahaman mengenai pengambilan video yang tepat. Kita juga harus memahami, ketika membuat karya jurnalistik yang tema besarnya adalah toleransi, maka perlu mencatat di storyboard terlebih dahulu agar mempermudah visualisasi.  Selain harus paham dalam proses pengambilan gambarnya, selanjutnya pesan dalam video jurnalistik harus tersampaikan ke khalayak umum.

“Video jurnalistik ini sebagai cara kita memperkenalkan secara visual kepada khalayak atau pemirsa melalui pengambilan-pengambilan video yang berurutan, agar pesannya tersampaikan dengan baik,” imbuhnya, sebagaimana dikutip oleh sidoarjo.inews.id.

Tidak hanya itu, Yoyok berpesan agar selalu memperhatikan tema dan keorisinalitas produk jurnalistik yang dibuat. Perhatikan tema yang diambil, jangan sekali-sekali kita menyomot karya orang lain tanpa seizin yang punya atau orisinalitas karena produk jurnalistik harus benar-benar dijaga. (*)

In category:
Related Post
no-img
Guru Penggerak Juga Menggerakkan Toleransi di Sekolah

SIDOARJO: Para Guru Penggerak memiliki tugas utama sebagai inisiator pembel...

no-img
Perwakilan USAID Kunjungi SMPN 1 Taman, Sidoarjo

SIDOARJO: SMPN 1 Taman Sidoarjo mendapat kehormatan menerima kunjungan perw...

no-img
Siswa Jadi Agen Perubahan Wujudkan Toleransi di Sekolah

MOJOKERTO: Para siswa dapat menjadi agen toleransi dan perubahan untuk mewu...

no-img
Ekosistem Toleransi Berlaku untuk Semua Warga Sekolah

SIDOARJO: Mewujudkan Sekolah Toleransi tidak hanya sebatas ucapan dan admin...

no-img
Tiga SMPN Sidoarjo Jadi Percontohan Sekolah Toleransi

PASURUAN:  Program Sekolah Toleransi yang dilaksanakan oleh Komunitas Seni...

no-img
Kasus Intoleransi Meningkat, Insan Pendidikan Harus Rapatkan Barisan

PASURUAN:  Kasus intoleransi di Indonesia mengalami peningkatan drastis. D...