Wayang Beber Perlu Jadi Muatan Lokal
PACITAN: Wayang Beber Pacitan perlu direvitalisasi melalui berbagai kegiatan masyarakat agar tidak mengalami kepunahan. Salah satu kegiatan strategis yang dapat dilakukan antara lain pembelajaran Wayang Beber melalui jalur pendidikan formal di sekolah-sekolah. Pelajaran seni budaya di sekolah, misalnya, diharapkan dapat memasukkan materi Wayang Beber Pacitan sebagai muatan lokal yang dapat menunjang upaya pelestarian kesenian tradisional itu.
Prof. Dr. Warto dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menyampaikan hal itu dalam acara “Revitalisasi Kesenian Tradisi Wayang Beber Pacitan” di pendopo Kabupaten Pacitan, Selasa (27/3). Dalam acara yang sama juga hadir sebagai narasumber adalah mantan Mendikbud yang juga pecinta Budaya Panji, Prof. Wardiman Djojonegoro, ketua Dewan Kesenian Jatim Taufik Hidayat dan pegiat sastra Pacitan, Endro Wahyudi.
Kegiatan ini dihadiri oleh para guru SMA/SMK yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bidang sejarah di kabupaten Pacitan.
Warto juga mengharapkan agar Wayang Beber Pacitan dapat dikembangkan melalui industri pariwisata dan industri kreatif lainnya. Wayang Beber dapat dijadikan referensi dan sumber inspirasi dalam menciptakan produk-produk wisata yang menarik.
Sementara Prof. Wardiman memaparkan keberadaan Wayang Beber Pacitan dalam konteks Budaya Panji. Dikatakan, bahwa pengakuan Unesco atas Cerita Panji sebagai Memory of the World (MoW) harus dijadikan landasan pijak untuk mengembangkan Wayang Beber Pacitan sebagai kebanggaan bangsa yang bermartabat. Dengan kata lain, kalau wayang beber Pacitan berkembang denan baik maka hal itu juga otomatis mengembangkan Budaya Panji.
Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur, Taufik Hidayat alias Taufik Monyong menyampaikan bahwa persoalan Wayang Beber Pacitan sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa harus diperlakukan sebagaimana mestinya. Undang Undang No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan sudah mengamanatkan bahwa terhadap potensi seni budaya perlu dilakukan perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan.
Pembicara terakhir, Endro Wahyudi, lebih banyak menyoroti transformasi nilai, isi dan unsur certa revitalisasi wayang beber Pacitan pada karya fiksi atau karya sastra tulis kekinian. Menurutnya, akan menjadi penting dan vital mentransformasikan wayang beber dalam bentuk sastra yang kontekstual. Artinya, kisah atau cerita dalam Wayang Beber Pacitan perlu dilakukan pengembangan dengan proses kreatif, yang perspektifnya berbeda ruang. Bagaimana mengubah peristiwa atau adegan di wayang beber Pacitan dalam persoaan manusia kekinian. (hnr)