Dramatari Legenda Panji Asmarantaka Badar
SURABAYA: Pergelaran Dramatari bertajuk “Panji Asmarantaka Badhar” akan digelar di pendopo Jayengrana Taman Budaya Jawa Timur (TBJT) Jalan Gentengkali 85 Surabaya hari Jum’at malam (20/4). Acara ini merupakan rangkaian Gelar Seni Budaya Daerah (GSBD) Kabupaten Kediri “Pesona Kediri Bumi Panji” yang berlangsung hingga Sabtu malam (21/4).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur, DR. H. Jarianto, MSi, menyatakan bahwa GSBD ini merupakan acara rutin dari UPT Taman Budaya Jawa Timur yang dimaksudkan untuk memperkenalkan potensi seni budaya dan pariwisata daerah-daerah di Jawa Timur secara bergiliran. Kabupaten Kediri yang selama ini menyebut sebagai “Bumi Panji” memiliki banyak kekayaan seni budaya, terutama yang berbasis Budaya Panji.
Karena itulah dalam GSBD kali ini dramatari yang disajikan mengadirkan tema utama yang diambil dari Cerita Panji. Dalam pertunjukan ini dikisahkan, ketika kedua bersaudara Galuh Ajeng dan Galuh Candrakirana berebut boneka emas yang berakhir dengan Galuh Candra Kirana diusir dari kerajaan. Candrakirana kemudian menyamar menjadi seorang pria dan juga mempunyai ilmu perang dan beladiri yang tangguh sehingga bisa mengalahkan kelompok begal. Dewi Candrakirana kemudian berganti nama Panji Asmarantaka
Sementara itu kekacauan di perbatasan kerajaan yang sengaja dilakukan Panji Asmarantaka untuk memancing perhatian berhasil dipadamkan oleh Panji Inukertapati sehingga berujung terbongkarnya penyamaran Panji Asmarantaka yang sebenarnya adalah Galuh Candrakirana.
GSBD hari pertama ini diawali dengan sajian tari Langen Putri Gandasari yang menampilkan ungkapan rasa syukur masyarakat sekitar lereng Kelud atas kesuburan dan hasil bumi yang melimpah paska letusan Gunung Kelud. Tarian ini terinspirasi dari upacara sesaji Kelud yang mana di balik perselisihan Jathasura dan Dewi Kilisuci tersirat ada komunikasi hati melu hangrukebi mulad sarisa hangrasa wani. Putri Gandasari adalah nama lain dari Dewi Kilisuci
Setelah seremonial pembukaan kemudian disajikan Tari Kebur Ubalan, Tari Dara Karang Wulusan dan Lagu Daerah “Panji Balik Kampung”. Tari Kebur Ubalan berkisah mengenai perjalanan cinta Jaka Gendam dengan Endang Werdiningsih yang harus menikah dengan Adipati Panjer namun akhirnya dapat menyatu abadi. Ternyata keduanya adalah penjelmaan Joko Sedono dan Bathari Sri Dewaning Sandang Pangan .
Sedangkan Tari Dara Karangwulusan adalah kisah Dewi Sekartaji ketika menyamar sebagai Kleting Kuning yang membaur dengan masyarakat bersama dengan Kleting Abang, Kleting Biru, Kleting Ijo dan Kleting Ungu. Dara Karangwulusan merupakan proses kenangan sejarah kehidupan bagi Dewi Sekartaji sehingga tetap terjalin ikatan rasa cinta dan kasih sayang.
Hari kedua, Sabtu, acara sudah dimulai sejak pagi dengan Lomba Seni Pencak Silat, pergelaran Jaranan, yang kemudian dipungkasi dengan Pergelaran Ketoprak dengan Lakon “Kameswara Winisuda.”
Disamping berbagai seni pertunjukan tersebut selama dua hari digelar pameran dan bursa produk seni budaya dan potensi pariwisata serta bazaar kuliner khas Kediri.
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Taman Budaya Jawa Timur, telp: 031 5342128. (*)