Gelar Wayang Kulit Kisah Dewa Ruci
SURABAYA: Pergelaran Wayang Kulit di Taman Budaya Jawa Timur Sabtu besok (12/5) menghadirkan dalang Ki Obi Friendhi Candra dari Kabupaten Nganjuk dengan lakon “Kasampurnaning Sang Bratasena”.
Sebagaimana dalang lainnya, Ki Obi yang lahir di Nganjuk 06 September 1995 ini adalah salah satu pemenang Festival Dalang Remaja Jawa Timur yang diselenggarakan tahun lalu. Menyimak sinopsisnya, lakon ini ternyata mengisahkan perjuangan Bratasena dalam mencari air suci, yang selama ini dikenal sebagai lakon carangan berjudul Dewa Ruci.
Dikisahkan, Raden Bratasena merupakan putra kedua dari Dewi Kunti dan Prabu Pandudewanata. Bratasena berguru kepada pendeta Durna. Ia disuruh mencari air yang bisa mensucikan dirinya. Air suci itu berada di hutan Tikbrasara. Setelah melewati hutan, Bratasena tiba di gunung Candramuka dan bertemu dengan dua raksasa bernama Rukmuka dan Rukmakala. Bratasena diserang, kemudian kedua raksasa mati di tangan Bratasena. Mereka berdua menjelma menjadi dewa Indra dan dewa Bayu lalu memberitahu agar Bratasena kembali ke Ngastina, karena di tempat ini tidak ada air suci.
Pendeta Durna berkata, bahwa air suci telah berada di pusat dasar laut. Bratasena percaya dan akan mencarinya, kemudian tiba di tepi samudra. Bratasena mempunyai kesaktian berasal dari “aji sangara”, dengan berani ia terjun ke dalam samudra. Tiba-tiba seekor naga mencegatnya. Naga membelit Bratasena, akhirnya naga mati ditusuk kuku pancanaka. Bratasena tiba di pusat dasar samodera dan bertemu dengan dewa Ruci, dan akhirnya Dewa Ruci memberi wejangan kepada Bratasena, tentang hakikat hidup manusia. Sempurnalah pengetahuan Bima tentang hidup dan kehidupan. (hnr)