BrangWetan: Cinta Budaya, Cinta Tanah Air
SIDOARJO: Selama satu tahun kedepan Komunitas Seni Budaya BrangWetan melakukan pelatihan berkelanjutan untuk menumbuhkan-suburkan dan memerkuat kesadaran berbangsa, cinta budaya dan cinta tanah air di kalangan remaja/pelajar. Program bernama “Cinta Budaya, Cinta Tanah Air” ini menyasar 5 (lima) kecamatan yang berdekatan dan/atau berbatasan langsung dengan kota Surabaya, yaitu Waru, Taman, Sukodono, Gedangan, dan Sedati.
“Sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang seni budaya, BrangWetan merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi dalam bentuk memberdayakan seni budaya untuk memerkuat cinta tanah air,” jelas Henri Nurcahyo, Ketua Komunitas Seni Budaya BrangWetan.
Seni budaya, tambah Henri, bukanlah dimaknai secara sempit sebagai pelajaran intra kurikuler atau apalagi hanya sebatas kegiatan ekstra belaka. Karena dalam seni budaya terkandung nilai-nilai (1) Anti Diskriminasi; (2) Anti Kekerasan; (3) Berdamai (melawan pertikaian); (4) Cinta Kasih; (5) Cinta Tanah Air; (6) Inklusivitas (keterbukaan); (7) Keberagaman (pluralitas); (8) Kebersatuan dan Keterpaduan; (9) Kejujuran (sportivitas); (10) Kerjasama (Networking/ Kolaborasi/ Gotongroyong); (11) Kerukunan (tidak bermusuhan); (12) Kesetaraan gender / kesalingan relasi; (13) Moderat (tidak fanatik dan radikal); (14) Religiusitas (pendalaman beragama, bukan sekadar belajar agama); dan (15) Toleransi.
“Kelimabelas nilai-nilai itu adalah jiwa dan roh anak bangsa yang harus ditumbuhkan, dijaga dan dikembangkan demi terwujudnya Manusia Indonesia Seutuhnya,” ujar Henri.
Program ini sudah berjalan mulai bulan Juli 2020 dan akan berakhir bulan Juni 2121 mendatang. Hanya saja, mengingat situasi saat ini masih pandemi Covid-19 maka sampai dengan bulan Desember nanti program dijalankan secara daring (online). Tanggal 21-22 Juli ini sudah dimulai program pertama berupa Focus Discussion Group (FGD) yang diikuti pemangku kepentingan dunia pendidikan melalui aplikasi zoom dengan tema “Peran Seni Budaya dalam Mendorong Semangat Toleransi di Sekolah.”
Program lainnya adalah Workshop dan Gelar Ekspresi Seni, Delta Student Camp, Delta Student Festival, Pemilihan Duta Toleransi dan pembuatan film dokumenter. Untuk menjalankan program ini maka Brangwetan menunjuk Moh. Masrullah sebagai Manajer Program.
Sebagai penanda dimulainya program, dilakukan acara tasyakuran dengan potong tumpeng di rumah Masrullah yang ada di kawasan Porong, Minggu (5/7).
Menurut Masrullah, program ini tidak hanya menyasar kalangan pelajar tingkat SMP dan SMA saja melainkan juga para Kepala Sekolah yang tergabung dalam wadah Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Guru Agama Islam (PAI) yang tergabung dalam Forum Pendidikan Agama Islam (FPAI), Musyawawah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya dan PPKN, pengurus Komite Sekolah, dan guru ekstrakurikuler seni budaya. (*)