Ki Toro Kentrungan Lahirnya Jaka Tarub di Kampung Seni
#latepost
SIDOARJOKINI – Ternyata kentrung masih ada. Dan masih ada yang menonton. Itulah pergelaran kentrung oleh dalang Ki Subiyantoro atau Ki Toro (Kentrung Panji Kelana Sidoarjo) di Kampung Seni Pondok Mutiara Sidoarjo, Sabtu (28/11) malam, dengan lakon “Laire Jaka Tarub.”
Pergelaran kentrung ini bagian dari acara rutin Padhang mBulan yang diselenggarakan Komunitas Seni Budaya BrangWetan dan Komunitas Kampung Seni. Sabtu malam kemarin sudah yang ke-5 acara Padhang mBulan digelar.
Pergelaran kentrung yang berlangsung hampir satu jam lebih ini Ki Toro dibantu Pringgo Jati Rachmanu (sebagai penabuh jidor) dan Stefanus Kurnia Indra Citra Wahana (penabuh thempling dan thimplung). Pringgo Jati Rachmanu yang juga anak sulung Ki Toro selama ini juga menjadi dalang wayang kulit Jawa Timuran (jekdhong).
Dikatakan oleh Machmud Yunus, sesepuh Kampung Seni, pergelaran kentrung ini dalam rangka melestarikan kentrung yang kini hampir punah. Karena itu dia berharap Pemerintah Kabupaten Sidoarjo ikut serta memperhatikan dan melestarikan kesenian kentrung. “Apalagi kentrung ditengarai lahir dari Sidoarjo,” kata Machmud Yunus dalam sambutan pembukaan.
Cerita rakyat Jaka Tarub selama ini sudah akrab bagi telinga sebagian besar masyarakat Jawa Timur, bahkan Indonesia. Cerita rakyat yang diabadikan dalam Babad Tanah Jawi ini bercerita tentang seorang perjaka, Jaka Tarub namanya, yang menyembunyikan selendang Nawangwulan, salah seorang dari 7 bidadari yang sedang mandi di sendang. Akhirnya Jaka Tarub menikahi Nawangwulan hingga mempunyai anak bernama Nawangsih.
Dalam pergelaran Sabtu malam kemarin Ki Toro mengambi kisah lahirnya Jaka Tarub, cerita yang jarang diketahui masyarakat.
Hadir dalam pergelaran semalam sejumlah tokoh seni dan budawayan Sidoarjo, di antaranya Tjuk K. Sukiadi (ekonom/budayawan) dan pelukis Amdo Brada. Pergelaran kentrung ditutup dengan diskusi. (res)
Sumber: https://sidoarjokini.com/2020/11/29/ki-toro-kentrungan-lahirnya-jaka-tarub-di-kampung-seni/