Seni Tradisi

Pentas Janger Lakon Joko Kendhil

no-img
Pentas Janger Lakon Joko Kendhil

SURABAYA: Sebuah pertunjukan Janger yang dikenal sebagai kesenian khas Banyuwangi akan tampil membawakan lakon Joko Kendil. Padahal, dongeng Joko Kendil adalah cerita rakyat yang selama ini diklaim berasal dari Jawa Tengah. Hal inilah yang menarik dari pertunjukan Janger Karisma Dewata yang akan tampil di Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85 Surabaya, hari Sabtu (3/3) pukul 19.00.

Sementara kelompok Janger Karisma Dewata itu sendiri selama ini dikenal sebagai kelompok Janger yang sering mengedepankan aspek hiburan ketimbang pertunjukan yang kental tradisi. Dalam banyak pertunjukan yang dilakukannya, tidak jarang kelompok ini menyajikan penampilan penyanyi berbusana Banyuwangen membawakan lagu-lagu Dangdut Koplo, lengkap dengan goyangannya.

Dongeng Jaka Kendil tu sendiri memiliki beberapa versi, namun intinya sama, yaitu perihal seorang pemuda berkepala besar seperti kendhil (periuk tempat menanak nasi) yang akhirnya menikah dengan puteri Raja.

Salah satu versi dongeng itu adalah sebagai berikut. Alkisah ada seorang janda yang mendambakan seorang anak namun dia sendiri ragu sebab untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya saja sudah susah. Suatu ketika dia bermimpi kejatuhan rembulan di siang hari. Menurut tafsiran seorang peramal, si janda itu akan mendapatkan rejeki besar berupa seorang anak. Begitulah, tahu-tahu ada dua lelaki di depan rumahnya menyerahkan sebuah bungkusan besar yang kemudian diketahuinya adalah seorang bayi. Hanya saja, kepala bayi itu lebih besar dari ukuran normal dan bentuknya seperti kendhil. Sejak itulah dia diberi nama Jaka Kendhil. Seiring dengan waktu berjalan, Jaka Kendhil sudah menjadi remaja dan kehidupan perempuan itu makin membaik karena ada yang membantu mengolah ladangnya.

Suatu ketika ada sayembara di sebuah kerajaan, barang siapa yang sanggup mendatangkan gamelan lokananta akan dinikahkan dengan sang Puteri Raja. Meski semula tidak diizinkan ibunya, Jaka Kendhil mengikuti sayembara tersebut dan akhirnya keluar sebagai pemenang. Jaka Kendil dinikahkan dengan Sang Putri, duduk berdua di pelaminan, dan saat itulah Sang Puteri memeluknya erat-erat. Maka sebuah keajaiban terjadi. Jaka Kendhil seketika berubah menjadi pangeran yang tampan.

Kemudian Raja membuka rahasia bahwa Jaka Kendhil sesungguhnya adalah seorang Pangeran yang dikutuk karena melanggar peraturan. Dia bisa kembali ke wujud aslinya manakala mendapatkan pelukan dari calon isterinya sebelum mereka sah sebagai suami isteri. (hnr)

In category: Seni Tradisi
Related Post
no-img
Ketoprak Adipati Terung dari Magetan

SURABAYA: Terung adalah sebuah desa di kawasan Krian, Sidoarjo, yang pada z...

no-img
Gelar Wayang Thengul Dalang Anak – Bapak

BOJONEGORO: Dalang muda Trio Bayu Aji (18 tahun) akan menggelar pertunjukan...

no-img
Ketoprak Tobong Masih Eksis di Kediri

Grup ketoprak “Suryo Budoyo” merupakan adalah ketoprak tobong y...

no-img
Catatan Evaluasi Ludruk Gita Praja Jombang

Oleh Cak Edy Karya Ludruk Gita Praja dari Kab. Jombang ketiban sampur menja...

no-img
Wayang Thengul Kembali ke Khittah

BOJONEGORO: Pelestarian dan pengembangan wayang thengul yang merupakan kese...

no-img
Bagaimana Kalau Wayang Dibuat ‘Games’ di HP?

SURABAYA: Era kesejagatan dalam IT (Informasi Teknologi) merupakan tantanga...