Kolaborasi Seni Membuat Indonesia Harmoni
PANDAAN: Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, seusai menyaksikan pertunjukan kolaborasi perguruan tinggi seni se-Indonesia, berharap pertunjukan kolaborasi seni sembilan perguruan tinggi seni tersebut merupakan gambaran Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan menjadi satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kebersamaan inilah yang harus kita bangun terus,” tegasnya.
Hal itu disampaikan ketika membuka Festival Kesenian Indonesia (FKI) ke-X di Taman Candra Wilwatikta Pandaan, Pasuruan, Sabtu malam (7/7). Selain pertunjukan kolaborasi, acara tersebut diawali dengan suguhan pembuka berupa Tari Muang Sangkal dan dipuncaki oleh sendratari Kidung Panji Semirang dari STKW Surabaya dan BOM (Bhahana Obor Mahadhika) dari ISI Denpasar.
Senada dengan yang disampaikan Mohamad Nasir, Gubernur Jawa Timur Sukarwo menyatakan bahwa pertunjukan semacam ini dapat membuat Indonesia dingin, damai dan sangat harmoni. Apapun bisa menjadi konflik, namun kalau seni dan budaya masuk maka akan membuat senyum dan saling menyapa. Seni dan budaya dapat membasuh kotoran-kotoran lain dalam pikiran kita. Hidup harmoni dan gotongroyong adalah pilihan yang paling tepat di Indonesia yang diseimbangkan oleh suatu peristiwa budaya.
Para leluhur telah meletakkan konsep harmoni yang luar biasa sebagaimana diajarkan oleh “Profesor Doktor” zaman Majapahit bernama Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma bahwa kita hidup secara damai Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Hal ini juga sudah dicerminkan dalam Candi Jawi yang menunjukkan adanya akulturasi budaya.
“Indonesia akan maju dan kuat kalau pembangunannya berbasis budaya. Menurut Pakde Karwo, kalau basis budaya yang sudah sangat kuat di Jawa Timur ini juga diikuti oleh basis spiritual,” tegas Pakde Karwo.
Sementara itu Mohamad Nasir juga menambahkan, bahwa Perguruan Tinggi Seni yang sudah punya kreasi cukup baik saja tidak cukup, tetapi bagaimana seni dapat menjadi industri kesenian, seni yang dapat memberikan nilai tambah bagi rakyat Indonesia. Karena itu sekolah seni harus bergandengan dengan Dinas Pariwisata karena seni dapat meningkatkan pariwisata. Perlu mata kuliah enterpreneurship dalam seni yang dikemas dalam bentuk kolaborasi dengan Dinas Pariwisata, travel, perhotelan dan sebagainya. Menristek Dikti menantang perguruan tingi seni untuk membuat acara yang semacam ini yang didanai oleh Kemenristek Dikti, bahkan bisa dibuat rutin tahunan.
Acara di tempat terbuka yang berlangsung semarak dan diselimuti udara yang dingin itu berakhir pukul 22.00. Acara berikutnya yang menjadi rangkaian FKI, hari ini dan besok (8-9 Juli) dilangsungkan di kampus STKW Surabaya Jalan Klampis Anom II dan Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85 Surabaya. (hnr)