Anekdot Seniman (16): AMANG RAHMAN PINGSAN MENONTON TINJU
Catatan Henri Nurcahyo NASKAH serial ini saya ganti dengan sebutan Anekdot, bukan Humor. Ternyata Humor adalah fiksi sedangkan anekdot berdasarkan per...
Catatan Henri Nurcahyo NASKAH serial ini saya ganti dengan sebutan Anekdot, bukan Humor. Ternyata Humor adalah fiksi sedangkan anekdot berdasarkan per...
SEBAGAIMANA yang sudah saya ceritakan bahwa Amang Rahman sangat menghormati perempuan. Dalam pandangan Amang, perempuan tak ubahnya bagai ibunya sendi...
KALI ini cerita tentang M. Daryono, salah satu pelukis sahabat Amang Rahman. Daryono dikenal sebagai pelukis ekspresioistis. Nah suatu ketika Daryono ...
BAGONG Kussudiardjo memang dikenal akrab dengan Amang Rahman. Selain sebagai koreografer tari yang mumpuni, Bagong juga dikenal sebagai pelukis. Merek...
Oleh Henri Nurcahyo AMANG RAHMAN memiliki kebiasaan blusukan ke tempat-tempat keramat. Baik berupa kuburan atau candi dan peninggalan purbakala. Nampa...
Oleh Henri Nurcahyo HARIAN Jawa Pos pernah punya rubrik Anekdot. Saya lupa persis tahunnya, mungkin sekitar tahun 1994-1995. Diantara penulisnya yaitu...
Oleh Henri Nurcahyo PAMERAN lukisan di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta adalah dambaan setiap pelukis Indonesia. Waktu itu, TIM menjadi semacam kawa...
Oleh Henri Nurcahyo SELAIN batuk, Amang Rahman juga punya keluhan darah tinggi alias hipertensi. Entah berapa tensinya waktu itu, yang jelas menurut A...
Oleh Henri Nurcahyo KALAU saja cerita ini tidak disampaikan oleh pelakunya sendiri, saya tidak berani menuliskannya. Karena kejadiannya cukup memaluka...
Oleh Henri Nurcahyo TUGAS Pelukis ya melukis. Soal bagaimana lukisan itu terjual itu urusan lain. Kalau sejak awal pelukis sudah memikirkan bagaimana ...