Opera Nasionalisme dalam Cerita Panji
Catatan Henri Nurcahyo
CERITA PANJI dapat dikemas untuk mengedepankan nilai-nilai nasionalisme. Hal itu dilakukan oleh Raff Dance Company Indonesia dalam pertunjukan opera anak berjudul “Keong Emas dan Nenek Sihir” di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Minggu malam (3/11/24). Penulis naskah dan Sutradara, Arif Rofiq, mengemas cerita “Keong Emas” sedemikian rupa sehingga cocok dimainkan oleh anak-anak dengan suasana yang ringan dan menghibur tanpa kehilangan misi utamanya.
Cerita “Keong Emas dan Nenek Sihir” adalah salah satu contoh Cerita Panji dalam bentuk dongeng, di samping Ande-ande Lumut, Enthit, Panji Laras, dan sebagainya. Dari sumber dongeng diceritakan adanya perseteruan dua putri negeri Daha Kediri yaitu Galuh Ajeng dan Candrakirana karena pinangan Panji Inu Kertapati dari Jenggala kepada Candrakirana. Tetapi dalam opera ini dikisahkan Inu Kertapati datang ke Daha tidak untuk meminang sebagaimana cerita aslinya tetapi membawa oleh-oleh bunga berwarna merah dan putih.
Galuh disimbolkan sebagai sifat kedengkian, sedangkan Kirana adalah simbol keikhlasan manusia. Manakala bisa menyelaraskan kedua nafsu itu maka negeri Daha akan menjadi kuat. Sayang putri Galuh yang sudah komitmen menerima bunga merah berubah pikiran untuk meminta bunga putih yang dipegang Kirana sehingga terjadi konflik. Galuh berkomplot dengan Nenek Sihir dan Kirana disihir menjadi Keong Emas.
Sosok Keong Emas ditafsirkan sebagai proses untuk mengokohkan negeri Daha dalam melahirkan generasi emas yang tentu tidak mudah. Banyak cobaan melalui berbagai kejahatan nenek sihir yang berlagak sok penolong. Bahkan supaya kejahatannya tidak tampak, ia juga menggunakan kedok bisa berubah menjadi burung gagak. Burung yang bersikap seperti dewata dan memberi petunjuk arah pada Inu Kertapati saat mencari Kirana, tetapi solusi itu ternyata hanya tipu-tipu.
Hingga akhirnya, Inu kertapati bertemu dengan Keong Emas di rumah seorang nenek nelayan yang menemukannya Keong Emas di sungai. Keong Emaspun dibawa ke Daha Kediri oleh Inu Kertapati untuk dipertemukan kembali dengan Galuh. Mereka kembali menyatu setelah Keong Emas berubah menjadi Kirana untuk menguatkan negeri Daha, seperti menyatunya merah putih sebagai kekuatan negeri kita. Cerita kali ini diadaptasi sebagai cerita anak untuk menumbuhkan sikap nasionalisme sejak dini.
Sejak Raff Dance Company berdiri tahun 1994, pertunjukan opera ini adalah yang kelima kalinya. Memang dihitung kurun waktunya terhitung sangat jarang, karena Raff Dance Company Indonesia juga menggarap seni pertunjukan tradisi hingga kontemporer. Opera pertama adalah “Kancil Mencuri Timun “ yang digelar tahun 2000. Kedua, “Bawang Merah dan Bawang Putih” tahun 2006, ketiga “Sawunggaling Punya Cita-cita”, dan yang keempat yaitu “Si Kuning Miss Univers dari Negeri Jenggala” tahun 2023 yang mengadaptasi Ande-ande Lumut.
Sebagaimana Keong Mas, Si Kuning adalah pertunjukan yang mengadaptasi cerita Panji. Dalam hal ini Rofik berhasil mengubah gambaran umum bahwa Cerita Panji hanya berkisar soal percintaan laki-laki dan perempuan. Cerita Si Kuning dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pertunjukan yang mengedepankan misi anti perundungan. Sedangkan Keong Emas membawa misi persatuan demi nasionalisme. Karena substansi Cerita Panji itu memang penyatuan. Bukan sekadar penyatuan antara laki-laki dan perempuan, penyatuan dua negara, penyatuan anak dan orang tua, dua sahabat, langit dan bumi, sungai dan muara, tetapi juga penyatuan merah dan putih sebagai simbol negara Indonesia. Di sinilah letak pesan moralnya, bahwa bersatu itu penting. Tetap komitmen dengan pilihannya. Jangan merebut hak pihak lain. Dan yang juga penting, Cerita Panji juga cocok untuk anak-anak. Tergantung penulis naskah dan sutradaranya.
Pertunjukan kali ini berlangsung ringan dan menghibur. Hanya berlangsung kurang dari satu jam, sementara pertunjukan praacara malah menghabiskan waktu yang hampir sama. Alhasil, anak-anak kecil yang ikut berperan dalam opera ini bersusah payah menahan kantuk. Barangkali perlu dipikirkan pertunjukan yang melibatkan anak-anak kecil seperti ini diselenggarakan pagi hari. (*)