Realisasi Industri Kreatif Cerita Panji
Enam tahun yang lalu, para pelaku seni budaya dan aktivis lingkungan mencetuskan 6 (enam) rekomendasi agar Cerita Panji dapat dikaji, publikasi, sosialisasi, media pendidikan, diperhatikan dan dibina serta dieksplorasi menjadi sumber inspirasi industri kreatif. Dan ternyata, diam-diam seorang mahasiswi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menjalankan rekomendasi itu sebagai tugas akhir kuliahnya di jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV). Hasil akhir tugasnya itu kemudian disuguhkan dalam Pameran Tugas Akhir Jurusan Desain Produk Industri Fakultas Desain dan Industri Kreatif ITS dengan tema Bright Future Ahead di Mall City of Tomorrow (Cito) Surabaya, Sabtu-Minggu (17-18/1).
Nurryna Nisa Irtidyanti, mahasiswi ITS itu, tertarik dengan Cerita Panji ketika membaca buku Konservasi Budaya Panji (Dewan Kesenian Jatim, 2009) yang antara lain memuat rekomendasi tersebut di atas. Perempuan kelahiran Jakarta 23 tahun yang lalu ini adalah puteri Jawa Timur asli yang numpang lahir dan besar di Jakarta. Dia tertantang untuk memanfaatkan ilmunya demi pelestarian dan pengenalan Cerita Panji kepada generasi muda. Apa tujuannya?
“Saya ingin menggali budaya Jawa Timur sebagai kearian lokal yang bisa menjadi potensi ikon kebudayaan maupun ekonomi kreatif,” ujarnya. Dan Cerita Panji, katanya, merupakan contoh yang sangat tepat untuk dijadikan ikon Jatim. Karena itu sebagai generasi muda Irti, begitu panggilannya, merasa perlu mengenalkan Cerita Panji kepada anak-anak muda agar mengenal dan tertarik untuk mempelajarinya serta memanfaatkannya sebagai sumber inspirasi.
Dengan tugas akhir berjudul “Perancangan Digital Story Cerita Panji sebagai Upaya Preservasi Budaya Panji” itu kemudian diwujudkan dengan membuat puluhan item merchandize dengan tema Panji. Mulai dari kalender, buku catatan, kaos, tas, mug (cangkir), kap lampu, hiasan dinding, wayang beber mini, buku cerita, gantungan kunci, hiasan interior, boneka kayu, sticker, termasuk juga sajian audio visual Cerita Panji, website serta aplikasi android di Google Play Store.
Dalam beberapa tahun belakangan ini Cerita Panji memang menjadi isu yang menarik di kalangan seniman, budayawan dan akademisi yang peduli budaya. Tahun 2007 diselenggarakan seminar internasional Budaya Panji di Universitas Merdeka Malang, disusul setahun kemudian di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman Trawas dan Candi Jolotundo dengan nama kegiatan Pasamuan Budaya Panji. Disusul kemudian berbagai kegiatan berupa festival, diskusi, pergelaran kesenian dan berbagai acara lain di Candi Penataran Blitar, Candi Sukuh Karanganyar, Candi Borobudur, kota Solo, Surabaya, Malang, Pasuruan, Kediri, Jombang, Yogyakarta dan Jakarta.
Dalam acara di PPLH yang berlangsung 17-18 November 2008 tersebut dirumuskan 6 (enam) rekomendasi sebagai berikut:
1. Diperlukan kajian mendalam mengenai Cerita Panji dan segala aspeknya (khususnya kesenian dan lingkungan hidup) untuk dapat dideskripsikan, dan didokumentasikan dalam program Konservasi Budaya Panji.
2. Diperlukan sosialisasi dan publikasi secara meluas bahwa Jawa Timur khususnya, memiliki cerita asli yang dapat menjadi alternatif cerita wayang yang selama ini didominasi cerita impor dari India, berupa Mahabarata dan Ramayana. Bahwa cerita Panji juga dapat dijadikan pemandu arah dalam pengembangan kesenian.
3. Diperlukan eksplorasi terhadap cerita Panji terkait dengan lingkungan hidup sebagai bentuk keteladanan menjalankan pertanian ramah lingkungan dan menghormati keselarasan dengan alam.
4. Dihimbau kepada kalangan pendidik untuk menjadikan Cerita Panji sebagai bahan baku ajar (media pendidikan) mengenai sejarah, sastra, seni pertunjukan, biologi dan lingkungan dalam upaya menghargai potensi budaya lokal yang dimiliki Jawa Timur.
5. Diserukan kepada pemerintah untuk lebih serius memelihara berbagai situs terkait budaya Panji, dan memberikan perhatian dan pembinaan yang memadai bagi jenis-jenis kesenian tradisi yang membawakan Cerita Panji, serta kepada para pelaku yang sudah, sedang dan akan menjadikan Cerita Panji sebagai potensi budaya ataupun local genius Jawa Timur.
6. Diserukan kepada kalangan pelaku industri kreatif untuk mengeksplorasi Cerita Panji dalam berbagai bentuk karya berupa seni rupa, grafis, komik, seni patung dan pahat, seni video, cenderamata, sebagai upaya conter culture terhadap budaya impor.
Terhadap point terakhir itulah Nurryna Nisa Irtidyanti merasa tertantang untuk mewujudkannya. Dan sekarang, impian para pecinta Panji itu sudah diwujudkan oleh anak muda yang ketika rekomendasi itu disusun, dia masih menjadi pelajar SMA. Anak muda ini sudah berbuat kongkrit, dan bukan hanya bicara. (*)