CERITA PANJI DARI BANYUWANGI
Cerita Panji yang sering muncul di Banyuwangi dalam pertunjukan seni drama tari yakni Ande-ande Lumut. Juga dalam pertunjukan Barong Osing ada cerita Panji Sumirah dan kisah yang mendekati cerita Panji yaitu Kisah Barong Jakripah dan Paman Iris. Selain itu juga terdapat dalam pertunjukan Seni Janger semalam suntuk yang menampilkan satu cerita utuh yaitu Kisah Sri Tanjung dan Sidopekso.
Ciri khas yang menarik adalah kisah percintaan antara Panji Asmoro Bangun dan Galuh Condrokirono yang penuh dengan liku-liku, konflik, penyamaran dan berakhir dengan kebahagiaan. Contoh Ande-ande Lumut sebagai penyamaran dari Panji Asmoro Bangun, sementara Kleting Kuning penyamaran dari Condrokirono.
Topik Cerita Panji Banyuwangi inilah yang akan dibahas dalam acara bulanan Webinar Budaya Panji, Jum’at, 15 Maret 2024, pukul 15.00 – 17.00 WIB, dengan narasumber Aekanu (budayawan Banyuwangi) dan Samsul (Slamet Diharjo), pegiat seni tradisi Banyuwangi. Khusus bulan ini diselenggarakan sore hari, sekaligus acara Ngabuburit Berbuka Puasa. Biasanya diselenggarakan malam hari.
Dalam pertunjukan Barong Osing yang mendekati cerita Panji adalah Kisah Barong Jakripah dan Paman Iris. Barong Osing berkembang di kalangan masyarakat Osing desa Kemiren salah satu kelompok etnis yang dianggap paling tua di Banyuwangi, Jawa Timur. Barong Osing dianggap sebagai pengejawantahan leluhur yang menunggu desa.
Itulah sebabnya Barong sangat berperan penting dalam upacara-upacara adat, hajatan maupun acara yang berhubungan dengan kesuburan dan keselamatan di desa. Barong Osing menyandang identitas yang khas antara rasa Jawa dan Bali, Islam dan Hindu, gunung dan laut, sakral dan profan.
Barong Osing memiliki ciri terdiri 5 warna, tubuhnya bersayap dan bermahkota besar di kepalanya). Pertunjukan seni Barong Osing semalam suntuk yang terdiri beberapa cerita non-linier yang unik dan menarik sebagai ramuan dari musik, tari, puisi, pantun, mantra, lelucon, mistis akrobatis dll.
Cerita Barong-Jakripah dan Paman Iris menjadi daya pikat tersendiri bagi penggemarnya mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Ceritanya sbb:
“Jakripah gadis cantik dan sakti kehilangan hewan piaraannya berupa barong yang diberi nama Barong Sinar Udara. Barong yang menjadi kekuatannya itu sangat membuatnya gundah dan lemah. Ia mencari ke mana-mana. Dalam perjalanan ia bertemu Tambur, Layar, Kemudi yang berdandan seperti badut dan bertingkah lucu. Disusul kemudian datanglah pemuda tampan bernama Paman Iris di antara mereka. Tatapan mata Jakripah dan Paman Iris membuat hati mereka terpikat dan saling jatuh cinta. Kepada mereka Jakripah berjanji siapapun yang bisa menemukan barongnya, ia bersedia menjadi istrinya.
Paman Iris yang sakti itu ternyata bisa menemukan Barong Sinar Udara yang bisa mengubah wujudnya menjadi kupu-kupu. Ketika Paman Iris menagih janji, Jakripah menolak dan bahkan minta Paman Iris bertarung melawan barong. Betapa hancur hati Jakripah melihat barongnya mati di tangan Paman Iris.
Jakripah merayu Paman Iris agar menghidupkan lagi barongnya dan berjanji jika barong bisa hidup kembali, ia siap diperistri Paman Iris. Namun betapa terkejutnya Paman Iris saat Barong Sinar Udara bisa dihidupkan kembali, Jakripah mengingkari janjinya dan bahkan menantang adu kesaktian duel berdua.
Duel perang dua orang yang sebenarnya saling jatuh cinta ini saling adu mantra dan kanuragan yang dahsyat terjadi, namun Jakripah kalah digdaya dan dibuat bulan-bulanan oleh tendangan Paman Iris. Tidak tega melihat Jakripah yang makin lemah, Paman Iris yang sakti demi cintanya pada Jakripah, ia menunjukkan titik apesnya. Akhirnya Paman Iris merelakan raganya dimakan oleh Barong Sinar Udara, rohnya masuk ke raga Jakripah. Jakripah Barong dan Paman Iris menyatu dan hidup bahagia”.
Dalam pertunjukan Seni Janger semalam suntuk menampilkan satu cerita utuh contohnya Kisah Sri Tanjung dan Sidopekso, ceritanya sebagai berikut:
Sri Tanjung adalah anak Sadewa, ia dibunuh oleh suaminya sendiri Sidopekso karena fitnah keji dari raja kerajaan Sindurejo Prabu Sulahkromo. Darah wangi Sri Tanjung membuktikan kesuciannya, kebenaran, ketulusan dan kejujurannya.
Sri Tanjung yang dibunuh oleh Sidopekso kemudian disucikan (diruwat) dan dihidupkan kembali oleh Batari Uma (Dewi Durga) di pekuburan Gandamayu, tempat yang sama di mana Dewi Durga dibebaskan dari kutukan wajah raksasa menjadi Batari Uma nan cantik oleh Sadewa. Sri Tanjung bersedia dan mau bertemu kembali dengan Sidopekso sesudah ia melihat mayat atas kematian Prabu Sulahkromo yang dibalas dikalahkan oleh Sidopekso.Kerajaan Sindurejo menjadi damai, Sri Tanjung dan Sidopekso hidup bahagia yang dicintai semua rakyatnya.
Panji Sumirah
Ada lagi cerita Panji Sumirah di pertunjukan Barong namun tidak menunjukkan kisah percintaan karena tidak ada tokoh perempuan dalam cerita ini. Panji Sumirah ( Versi Barong Osing Kemiren ) mengisahkan:
Tersebutlah hutan angker “Alas Driboyo” yang dihuni para raksasa yang angkara murka dan se-lalu membunuh dan memakan manusia manapun yang masuk ke hutan itu. Ada tiga orang bersaudara ingin masuk hutan tapi tidak berani. Akhirnya mereka bertemu Panji Sumirah seorang ksatria tampan pengembara juga pertapa dari pesisir Seloko (kini tempat ini disebut Pantai Pulau Merah). Didampingi Panji Sumirah dan tiga orang yang menjadi punakawannya itu masuk hutan dan bertemu dengan pertapa yang sakti bisa menghilang yang dikenal dengan nama mbah Gombreng.
Mereka minta izin untuk menebang pohon. Atas izin dan petunjuknya, empat orang itu diizinkan untuk menebang pohon kelor dan pohon dhadhap serep (yang hingga kini dua tanaman itu bisa untuk penolak balak dan untuk obat). Sesudah memberi petunjuk, Mbah Gombreng kembali menghilang ke pertapaannya. Para raksasa merasa terganggu karena ada Panji Sumirah dan punakawannya masuk wilayah hutan Alas Driboyo. Para raksasa akan membunuh dan memangsa mereka.
Terjadilah peperangan yang dahsyat antara kejahatan (Raksasa) melawan kebaikan (Panji Sumirah). Tugas Panji Sumirah untuk menolong yang lemah dan memerangi kejahatanpun terlaksanakan. Para raksasa bisa dikalahkan dan rakyat sekitar hutan merasa aman. Sebagian hutan Alas Driboyo ditebang untuk perkampungan hunian penduduk dan sebagian hutan dijaga sebagai tempat hidup berbagai satwa liar. Panji Sumirah melanjutkan pengembaraannya untuk melaksanakan tugas menegakkan kebenaran.
Cerita Panji yang muncul pada salah satu episode versi Barong Osing “Trisno Budoyo” dari desa Kemiren mungkin tidak dikenal oleh pemerhati budaya Panji. Menurut kepercayaan setempat Barong sebagai jelmaan roh leluhur yang sampai kini berperan penting dalam berbagai ritus desa untuk mengusir pengaruh jahat. Dalam perubahannya mengikuti konteks ruang dan waktu, Barong Osing tetap khas di antara rasa Jawa dan Bali, Islam dan Hindu, gunung dan laut, sakral dan profan. Ceritanya khas yang terjalin kompleks yang terjalin antara manusia dengan Sang Gaib, asal mula pemukiman, jaya dan apes, adil dan tamak. Pemanggungan semalam suntuk terdiri 5 cerita nonlinier, semua pemainnya laki-laki mengikuti aturan tradisi.
Cerita itu terdiri dari:
- Pertarungan Barong Sinar Udara bersama Jakripah melawan Paman Iris.
- Cerita Panji Sumirah.
- Pernikahan makhuk halus (jin).
- Suwarti diculik harimau
- Macan Lundoyo.
Panji Sumirah digelar pada tengah malam,bertahun-tahun cerita ini tidak boleh berubah karena sudah turun-temurun yang diwariskan leluhurnya. (*)
Silakan bergabung:
Topic: CERITA PANJI BANYUWANGI
Time: Mar 15, 2024 03:00 PM Jakarta
Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/9302693493?pwd=UUo1NU0yUVB5YmNJUCtrMXI5WWp0Zz09&omn=84216932085
Meeting ID: 930 269 3493
Passcode: PANJI