Wangi Indriya dan Toto Amsar Suanda Berbagi Cerita

no-img
Wangi Indriya dan Toto Amsar Suanda Berbagi Cerita

Cerita Panji juga tumbuh kembang di tanah Sunda, tidak terkecuali di Indramayu, dalam bentuk seni pertunjukan topeng, wayang, tari, dan sebagainya. Wangi Indriya, adalah seorang dalang topeng dan pelestari tari topeng di Indramayu. Selain berpentas ke berbagai tempat, maestro tari ini juga melakukan regenerasi dan pewarisan melalui Sanggar Mulya Bhakti yang dipimpinnya.  Sedangkan Toto Amsar Suanda, mantan Ketua Jurusan Tari STSI Bandung , pendiri Pusat Studi topeng Cirebon, yang berhasil merevitalisasi Topeng Rasinah (almh), satu-satunya maestro topeng Indramayu.

Topik inilah yang bakal dibahas dalam agenda bulanan ke-43, yang diselenggarakan Komunitas Seni Budaya BrangWetan bekerjasama dengan Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Cabang Jawa Timur, dalam Webinar Budaya Panji melalui jaringan zoom, Jum’at malam, pukul 19.00 WIB, tanggal 19 Januari 2024.

Tari topeng di Indramayu merupakan hasil penyebaran tari topeng dari Cirebon, yang sebelumnya merupakan pengembangan dari topeng babakan, sebuah dramatari bertopeng yang dipertunjukkan babak demi babak. Topeng babakan sendiri merupakan pengembangan dari wayang wong atau topeng dalang yang merupakan dramatari utuh yang memainkan cerita Ramayana, Mahabharata, Panji, Damarwulan, dan lainnya.

Tesis S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, UGM, yang ditulis oleh Dina Triastuti (2012) menyebutkan, bahwa  Wangi Indriya merupakan sosok dalang topeng yang memiliki pandangan modern. Ia bukan hanya seorang dalang topeng, namun juga seorang dalang wayang kulit purwa, sinden, pemain sandiwara tradisi, bahkan pemain teater kontemporer. Sanggar Mulya Bhakti yang didirikan Taham, ayah dari Wangi Indriya, kini menyelenggarakan pelatihan tari topeng terhadap sekitar 200 murid, dengan mengajarkan lima jenis tari topeng, yaitu Panji, Pamindo, Rumyang, Tumenggung, dan Klana. Proses pewarisan tari topeng di Sanggar Mulya Bhakti dilakukan dengan memadukan metode pengajaran tradisional dan modern.

Sedangkan Toto Amsar Suanda, lahir di Panawangan, Ciamis, Jawa Barat, pada 4 Mei 1953, pernah menjadi tenaga pengajar dan ketua Jurusan Tari di STSI Bandung. Alumnus pascasarjana ISI Yogyakarta ini juga mendirikan Pusat Studi topeng Cirebon untuk pengkajian dan pengayoman Topeng Cirebon. Salah satu usahanya yang cukup berhasil ialah merevitalisasi Topeng Rasinah, satu-satunya maestro topeng Indramayu yang masih hidup saat itu.

Selama bebarang di Bandung, Toto tampil sebagai penari Topeng Panji. Kecintaannya terhadap kesenian tersebut mengantarkan dirinya dan temannya Iyus Rusliana, belajar tari topeng Cirebon dari Sujana dan Keni sejak tahun 1976. Namun, walaupun kesenian tersebut sudah lebih dari seperempat abad ditekuni, ia mengaku masih belum menguasai sepenuhnya. Beberapa kali  ia melakukan lawatan kesenian keberbagai negara, termasuk membawa kesenian topeng Cirebon ke Jepang pada tahun 1999.

Link Zoom:

Meeting ID: 930 269 3493

Passcode: PANJI

 

In category:
Related Post
no-img
Opera Nasionalisme dalam Cerita Panji

Catatan Henri Nurcahyo   CERITA PANJI dapat dikemas untuk mengedepanka...

no-img
FESTIVAL BUDAYA PANJI 2024, BUKAN FESTIVAL BIASA

Catatan Henri Nurcahyo FESTIVAL Budaya Panji 2024 kali ini berbeda dengan f...

no-img
PANJI SEBAGAI AHLI PENGOBATAN DALAM WAYANG TOPENG

MALANG: Sebuah kisah Panji yang terbilang langka disajikan oleh Padepokan T...

no-img
Festival Budaya Panji 2024 di GKJ dan Perpusnas

Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendik...

no-img
JEJAK BUDAYA PANJI DI TANAH BANJAR

Oleh Henri Nurcahyo (repost: Harian Media Indonesia, Minggu, 19 Mei 2024) &...

no-img
Cerita Panji Sebagai Peradaban Pesisir

Th Pegeaud menyebut bahwa Cerita Panji adalah salah satu contoh Sastra Pesi...